Mohon tunggu...
Ismi Novianti
Ismi Novianti Mohon Tunggu... Freelancer - Selamat Datang

Someday will be Brighter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Sosial Pemberontakan Petani Cikande Udik di Kabupaten Serang Tahun 1845

8 Desember 2019   10:27 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:45 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ziarah ini dimaksudkan untuk memohon restu dari tokoh tersebut agar gerakan mereka berhasil dan menambah semangat serta keberanian dan kesaktian dari para pengikutnya.

Menurut informasi yang dipercaya, Kyai Santri adalah anggota kerabat Zakaria yang menjadi pengikut Sultan Aliudin dalam melawan Raffles pada tahun 1811. Ia juga terlibat dalam penyerangan terhadap benteng Belanda di Pandeglang pada tahun 1827 dan beberapa tahun kemudian terbunuh akibat serangan pasukan Belanda di sana. Sementara putra-putrinya menjadi pengikut Nyi Gamparan dalam peristiwa penyerangan tanah Cikande tahun 1836.

Setelah kembali dari ziarah, pada petang hari tanggal 12 Desember 1845, mereka berkumpul di Kampong Krio dengan membawa senjata lengkap. Jumlah mereka mencapai sekitar 100 orang. mereka datang dari Cikande Udik, Cikande Ilir dan dari Batavia. Lokasi tempat itu sekitar 2,5 paal dari rumah Kamphuis dan mereka mulai bergerak ke tempat itu pada sekitar pukul 4 sore.

Setelah magrib, mereka berhenti dalam jarak paal dari rumah Pes sebelum mencapai rumah Kamphuis. Sasarn pertama mereka adalah rumah ini, dan dengan seorang kurir yang dikirim untuk mengetuk rumah, dengan alasan akan mengantar surat. Ketika Pes keluar, mereka segera menyeretnya dan membunuhnya secara beramai-ramai.

Pola serupa juga diterapkan pada Kamphuis di rumahnya. Peristiwa di rumah Kamphuis berlangsung lebih dramatis, karena bukan hanya tuan tanah melainkan juga istrinya dibunuh oleh rombongan ini. Tiga anak Kamphuis yang berhasil diselamatkan oleh seorang kepala cutak, Jairun, lewat pintu belakang, disembunyikan di lumbung beras di tengah kebun.

Semantara itu staf tanah partikelir yang tinggal di dekat rumah yaitu Viering, tidak bisa selamat meskipun berusaha melarikan diri dan dibunuh oleh mereka ditengah sawah. Namun demikian istrinya, Frederika Rashoorn bersama dua orang anaknya berhasil lolos dari perhatian massa dan menyusup kebun sehingga bisa menyebrang jalan masuk kompleks tanah Cikande Hilir. Namun di tanah itu mereka segera dicegat oleh sekelompok orang dan dibunuh untuk dirampas hartanya.

Peristiwa itu berlangsung sepanjang malam dan rumah Kamphuis yang kosong kemudian diduduki oleh kelompok masyarakat dan dijaga. Salah seorang tuan tanah, Marzam yang merupakan mandor desa Gerduk, berhasil lolos dan pada saat fajar ia melaporkan kepada opziener Waubert de Puisseau.

De Puisseau menduga bahwa gerakan perlawanan itu hanya merupakan peristiwa kecil sehingga hanya denga disertai oleh Marzam dan Madessa, marinyo (utusan) dari Krio, ia berangkat dan singgah di desa Nyompok. Ia tidak tahun bahwa penduduk Nyompok ikut dalam perlawanan, sehingga kedatangan de Puisseau di sana segera disambut serangan warga yang berhasil membunuhnya.

Sementara itu pembantu rumah tangga Pes, yaitu The Sien dan pembantu de Puisseau, Aliena bersama seorang budak wanita berhasil lolos karena mereka tidak menjadi sasaran pembunuhan oleh massa. Ketiganya sampai di Tangerang dan kemudian melaporkan peristiwa itu kepada aparat di sana.

Berita serupa juga didengar oleh tuan tanah Cikande Hilir Rozij yang kemudian segera berangkat ke Tanara untuk selanjutnya mengirim laporan kepada residen Buyn di Serang. Dengan laporan ini, pada sekitar pukul 8 pagi tanggal 13 Desember 1845, residen Buyn dan aparat pemerintah karesidenan Banten telah mendengar peristiwa tersebut.

Pagi itu juuga residen Buyn memutuskan untuk berangkat ke Cikande Udik. Ia didampingi oleh perwira kesehatan A.A Gelpke, patih Serang dan sekitar 20 orang prajurit Jayengsekar di bawah pimpinan Opperwachtmeester Zillesen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun