Tanpa diketahui oleh ketiga sahabatnya, Kiki ternyata menyusul untuk bermain sepeda dengan mereka. Kiki tidak menemukan ketiga sahabatnya. Ia mencarinya kemana-mana sebelum memutuskan untuk pulang karena langit sudah sore.Â
Esok harinya, Kiki menemui ketiga sahabatnya untuk meminta maaf atas sikapnya. Namun ternyata usahanya tak mendapat perhatian. Mereka bahkan bersikap tak peduli dengan kedatangan Kiki. Menyadari sikap teman-temannya, Kiki merasa amat sangat menyesal. Namun Revan kembali menghiburnya dengan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.Â
Revan mengajak Kiki untuk bermain futsal dengan teman-temannya sepulang sekolah. Setelah mengantar Revan dan teman- temannya ke tempat futsal, mobil ayah Revan kembali melaju ke rumah Putra. Hari ini ia berjanji akan mengajak putra ke tempat pengobatan alternatif. Rupanya Putra sudah nampak bersiap-siap ditemani Karima dan Karin yang juga ikut mengantar.Â
Setelah berpamitan dengan oran tua Putra, mobil ayah Revan langsung menuju ke lokasi. Sepulang dari sana, ayah Revan mengajak mereka bertiga menonton Revan bermain futsal. Putra memperkirakan bahwa di tempat itu juga ada Kiki, karena menurutnya dimanapun ada Revan disitu ada Kiki. Benar saja, Kiki nampak sedang bermain bola dengan Revan dan teman-temannya. Ia tidak menyadari kehadiran ketiga sahabatnya.
Tidak lama kemudian, permainan menjadi riuh karena tanpa sengaja tendangan bola Kiki yang cukup keras mengenai kepala Revan hingga ambruk. Ayah Revan yang terkejut langsung berlari ke arah anaknya. Revan nampak memegangi kepalanya yang sakit dan terlihat kebingungan mengetahui ada Kiki di depannya. Kiki meminta maaf namun Revan mendorongnya kasar dan menyuruhnya pergi.Â
Ayah Revan kemudian mengajaknya pulang, ia juga mengajak ketiga sahabat Kiki untuk ikut serta namun mereka menolaknya. Mereka melihat Kiki yang nampak terkejut dengan sikap Revan tadi. Ia nampak murung dan menyadari bahwa kebaikan Revan hanya bertahan tujuh hari.Â
Putra, Karima dan Karin sudah berada di depan Kiki. Mereka tersenyum dan meminta Kiki tidak terlalu memikirkan sikap Revan tadi. Mereka meyakinkan Kiki bahwa persahabatan sejati tidak akan pernah berubah. Ketiga sahabatnya telah menunjukan mengenai arti sahabat terbaik yang akan selalu ada untuknya.
Buku Sahabat terbaik ini amatlah menarik. Mengangkat tema persahabatan, buku ini juga menghibur pembacanya lewat komik yang dibubuhi dialog lucu.Â
Pembaca tidak akan merasa jenuh karena tidak melulu dihadapkan oleh tulisan yang padat namun juga selingan gambar. Isi cerita yang disajikan juga berkaitan dengan permasalahan yang kerap dirasakan oleh sebagian besar anak-anak yakni ketika sahabatnya menemukan teman baru.Â
Kecemburuan khas anak-anak sangat terasa dalam buku ini. Konflik kecil yang diciptakan penulis juga sangat unik. Dimulai dari adanya perubahan sikap Revan akibat terkena tendangan bola yang mengakibatkan dirinya menjadi sosok teman yang sangat baik dan pelan-pelan membuat Kiki jauh dari ketiga sahabatnya.Â
Akhir cerita juga ditutup dengan tendangan  tidak sengaja dari Kiki yang mengenai kepala Revan. Hal ini membuat Revan kembali dengan sikapnya yang pemarah. Di sinilah penulis mencoba menyampaikan amanat  melalui cara sederhana agar mudah ditangkap semua orang.