: Latar Biru muda
Memiliki banyak sahabat tentulah amat menyenangkan. Terutama sahabat yang siap membantumu dikala suka maupun duka. Segala kesulitan akan mudah dilalui apabila ada sahabat yang setia di samping kita.Â
Andi Tenribali Hikmah Napaccea, seorang gadis cilik kelahiran Pontianak 19 Maret 2005 membuat sebuah karya novel komik yang mengangkat tentang kisah persahabatan empat siswa Sekolah Dasar.
Novel komik dengan judul Sahabat Terbaik merupakan karya pertamanya yang berhasil diterbitkan oleh DAR! Mizan. Novel komik ini masuk ke dalam seri Kecil-kecil Punya Karya (KKPK) Class. Dimana seri ini selalu laris menempati jajaran toko buku anak-anak di Indonesia.
Buku ini bercerita mengenai persahabatan empat orang siswa SD yakni Kiki, Putra, Karima dan Karin. Di luar maupun di dalam kelas mereka selalu nampak kompak dengan saling mendukung satu sama lain. Terutama untuk Kiki. Dia merupakan pemain sepak bola di sekolahnya.Â
Hari itu, Kiki akan mengikuti seleksi guna mewakili sekolah pada lomba futsal antar sekolah yang tidak lama lagi. Agar bisa menang, ia harus bisa mengalahkan tim Revan yang juga ahli bermain sepak bola. Keduanya sama-sama ingin menjadi wakil dari sekolah untuk mengikuti lomba sehingga permainan di lapangan nampak sangat sengit. Kiki bersama tim Birunya dan Revan bersama tim Merahnya.Â
Sinar matahari yang menyengat kulit semakin menambah panas persaingan mereka. Pluit panjang menandai permainan sudah dimulai. Kedua tim amat sangat berambisi untuk dapat memenangkan pertandingan. Putra, Karima dan Karin sahabat Kiki yang selalu mendukungnya di manapun ia bertanding kali ini tak dapat datang karena bertepatan dengan jam pelajaran di kelas.Â
Namun tentu saja, mereka bertiga selalu berdoa agar Kiki dapat memenangkan pertandingan. Hingga di menit terakhir poin untuk keduanya masih imbang. Revan mengusulkan agar permainan dilanjutkan setelah istirahat. Kedua tim setuju, akhirnya mereka beristirahat untuk melepas lelah.
Ketiga sahabat Kiki, menemuinya di sela-sela jam istirahat. Namun ada sesuatu yang sedang diperhatikan Kiki. Menurutnya, matahari kala itu nampak aneh. Sinarnya begitu terik meski di pagi hari. Ia menangkap bahwa akan terjadi sesuatu hari itu. Karima menepis pikiran Kiki, menurutnya sinar matahari yang terik itu merupakan pancaran energi positif yang ingin ikut menyemangati Kiki.Â
Perkataan Karima menjadi motivasi Kiki untuk kembali lagi ke lapangan. Ia lalu berpamitan kepada ketiga sahabatnya yang dibalas teriakan semangat dari ketiganya. Permainan kembali dilanjutkan dan melalui tendangan Kiki, tim Biru berhasil memenangkan pertandingan dan otomatis menjadi wakil sekolah untuk mngikuti lomba.
Kekalahan tim Merah membuat Revan kesal tehadap teman-temannya. Bahkan ia juga merutuki matahari yang bersinar terik sekali hari itu. Ia menganggap karena sinarnya itulah Revan menjadi tidak konsentrasi dalam bermain.Â