Keahlian sains yang bisa dilakukan dalam aktivitas praktikum diantaranya yaitu untuk meningkatkan keahlian siswa dalam proses observasi, komunikasi, interpretasi, klasifikasi, merancang dan melaksanakan penelitian, mengajukan persoalan, serta mengajukan hipotesis. Semua keterampilan tersebut ialah keahlian proses intelektual yang penting dilakukan dalam mempelajari sains.
Ada empat alasan mengapa praktikum perlu dilakukan dalam proses pembelajaran sains. Pertama, praktikum bisa membangkitkan motivasi belajar sains, kedua praktikum bisa meningkatkan keahlian dasar dalam melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum bisa menjadi tempat untuk memahami pengetahuan ilmiah. Keempat, praktikum mendukung modul pelajaran.
Sekitar tahun 1960 sampai tahun 1970, kurikulum dalam pembelajaran sains di berbagai negara sudah menekankan pada kegiatan praktikum, tapi hanya sedikit penelitian yang dilakukan pada waktu itu terutama pada kegiatan penelitian mengenai aspek proses belajar pada kegiatan praktikum.Â
Pada tahun 1960, terdapat reformasi dalam pembelajaran sains, kegiatan praktikum yang ada dalam pendidikan sains dilakukan agar para siswa menjadi lebih terbiasa dan semakin akrab dengan kegiatan pengamatan, penemuan, dan proses memecahkan suatu masalah.
Walaupun kegiatan praktikum sudah ada sejak lama dan sudah menjadi salah satu bagian dalam pembelajaran sains di banyak negara, namun peranannya masih terdapat perubahan dalam menemukan fakta-fakta yang ada. Dalam Sebagian besar kurikulum sains, terutama pada saat tahun 1960, kegiatan praktikum yang paling utama yaitu digunakan untuk mengkonfirmasi aspek-aspek yang berupa fakta dan teori-teori yang terdapat dalam pembelajaran sains.Â
Kurikulum sains pada tahun 1960 dan tahun 1970 mengubah kegiatan yang ada di laboratorium dari mengkonfirmasi aspek-aspek yang berupa fakta dan teori-teori untuk memunculkan masalah, kemudian mengembangkan keterampilan inkuiri, serta untuk memberikan kesempatan belajar, dan untuk melakukan sebuah penelitian.Â
Kegiatan praktikum sudah sejak lama digunakan agar dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam menciptakan pengalaman secara langsung mengenai prosedur eksperimen, objek-objek, dan konsep-konsep. Pada kurikulum baru, kegiatan laboratorium digunakan sebagai perangkat dalam belajar inkuiri ilmiah dan dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Kegiatan penelitian maupun percobaan (kerja ilmiah) selalu dilakukan melalui pemberian pengalaman belajar yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan dan mengembangkan keterampilan suatu proses yang meliputi suatu kemampuan dalam mengamati, menyusun suatu hipotesis,Â
melakukan pengukuran, mengajukan suatu pertanyaan, merencanakan suatu percobaan, dalam hal ini termasuk juga mengidentifikasi berbagai variabel yang ada dalam suatu percobaan, membuat kemudian menafsirkan suatu informasi berupa grafik atau data, menerapkan suatu konsep, kemudian menyimpulkan,Â
lalu mengkomunikasikannya, semua itu bisa dilakukan secara verbal maupun dengan cara non verbal. Agar dapat dikembangkannya sikap-sikap dan nilai yang meliputi rasa keingintahuan, jujur, teliti, tekun dalam melakukan suatu kegiatan, memiliki daya cipta, memiliki pemikira yang terbuka, kritis dan mau mengajukan hipotesis, memiliki kemampuan dalam bekerja sama, serta peduli terhadap lingkungan sekitar.
Tempat yang biasanya digunakan dalam kegiatan pembelajaran sains salah satunya yaitu di laboratorium. Laboratorium ialah suatu ruang tertutup dimana percobaan atau eksperimen serta riset dilakukan.Â