Apa selama tertidur ia bertingkah? Tapi seingatnya, itu akan terjadi hanya ketika ia sedang kelelahan. Maka gadis cantik nan polos itu akan berubah-ubah posisi tidur.Â
Kembali memijit keras pelipisnya, sembari berusaha mengingat kepingan kejadian yang telah ia lupakan. Pakaiannya masih lengkap. Gadis bertubuh langsing berisi itu lega.
Walau pada dasarnya tidak mengingat apa pun adalah hal yang akan ia syukuri nanti, sebelum akhirnya kaki jenjangnya menyentuh lantai, bayangan kebiadaban seseorang mulai jelas berputar dalam ingatannya yang payah.Â
Meremas kuat pinggiran ranjang king size itu, matanya menyorot penuh dendam. Tanpa menghiraukan badannya yang masih terasa lemas dan remuk, gadis bertubuh tinggi itu segera beranjak.Â
Perasaan takut mulai menyusuri hatinya yang semula yakin tidak terjadi sesuatu kini berubah menjadi keraguan yang besar.Â
Kilatan senyum menakutkan sebelum dirinya jatuh tak sadarkan diri, adalah hal paling ia benci. Menyusul kemungkinan lain yang kian memberi tanda tanya semakin runyam.Â
"Kesini dong lo! Kita have fun! Main-main, seru-seruan!" Dering telepon berbunyi tepat pukul setengah tujuh malam. Suara dari seberang mengganggu jam belajarnya.Â
Lusi tampaknya tidak mengerti bahwa ini jam malam. Mengapa ia harus ikut serta, jika belajar lebih menyenangkan. Apalagi gadis bersurai sekelam malam itu sedang gencar-gencarnya mengincar kampus favorit setelah lulus nanti.Â
"Eh ada si Indra tahu? Lo yakin nih ga mau kesini?"Â
DegÂ
Pujaan hatinya ada disana? Sedang apa? Berjam-jam ia menunggu balasan chat dari sang kekasih namun tak kunjung ia terima ternyata lelaki keren itu sedang bersama gadis urakan itu.Â