Tangismu juga berguna untuk suamimu, anak-anakmu sampai yang menciptakanmu memanggilmu. Allah memberikanmu kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bermitra, dan saling melengkapi, saling menyayangi dan jangan saling menghianati, terimakasih, permisi, Assalamualikum WR.WB” tutup Burung itu.
“Buruuuuuung, …. Aku belum puas diskusi,” teriaknya.
“Berdiskusilah dengan al-Qur’an, banyak mengaji, membaca dan,,,,,,,,,,,,,,,,,,” burung itu pergi, terbang tapi bukan ke sangkar yang dibuat ayahnya.[caption caption="Ke Perpustakaan Yuk,,"]
Sesudah terbangun, Dia termenung dan mengusap wajah. Beranjak dari tempat tidur dan keluar melihat sisa-sisa prasasti ulang tahun ke 18. Di alam nyata kembali bertemu dengan burung dalam mimpinya tadi, sebelum menyapa, burung itu bersiul sambil melemparkan sepucuk surat, kemudian terbang kembali.
Diambilnya surat itu, dan terpampang tulisan "Jika memilih cowok, cari yang tidak melihat cantikmu ya, tapi yang melihat tangismu,"
Hemmm,,,
Usia Kita sudah 18 tahun.
~~~~
Pesan Moral di Novel
Salam Wahyuni el-Mayani [Ti Amo]