Mohon tunggu...
Yuni Tiamo
Yuni Tiamo Mohon Tunggu... -

Jika qt ingin DICINTAI seseorang,,berperanlah sbg org yang patut DICINTAI https://www.facebook.com/wahyhunie.ismayhanie.9 Volunter di Saciko NTB (Komunitas Kompasianer NTB)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lihat Tangisnya, Bukan Cantiknya

25 Januari 2016   01:40 Diperbarui: 25 Januari 2016   02:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum jam itu, ceria sangat wajah itu terasa. Namun entah mengapa ronanya berubah. Cengeng menjelang satu jam lagi. Bukan cengeng sih tapi wajar karena 17 tahun segera berlalu. Dia punya Ibu, Dia punya Ayah.  Dari dua tanggung jawab itu, suatu saat nanti Dia akan menjadi Ibu, istri dari suaminya dan ....., Dia menangis. Lalu bertanya.

"Mengapa Saya Menangis?

“Sebab Adik adalah perempuan,,,”

“Siapa bilang Aku cowok, g’ paham kak,,” jawabnya.

 [caption caption="Tangisanku"][/caption]

Hanya tersenyum dan mengecup keningnya, kemudian berbisik, “Aku tidak melihat cantikmu, Aku hanya meratap tangismu”.  

Pintu diketuk dan kami terkejut. Sebentar lagi lilin diatas kue bertuliskan angka 18 tahun ditiup. Sebentar lagi tepuk tangan dan nyanyian Selamat Ulang tahun akan mengiringi senyumnya. Tapi masih menangis.

Kembali bertanya,  kepada pita warna-warni yang terpasang di kamar itu.

“Mengapa saya menangis, wahai Pita?.

“Jangan tanya Aku,  karena Aku tak pernah menangis, aku hanya mengiringi moment-moment seperti ini, dipotong, sesudah itu mendengar gema aplus,” jawab Pita.

“Baiklah, hari ini Aku tak akan memotongmu, Kamu hanya menjadi saksi bahwa 17 tahun sudah berlalu.  

Bertanya lagi pada bunga warna-warni yang di design rapi sebagai hadiah ulang tahunnya.

“Mengapa saya menangis, wahai Bunga?.

“Karena Engkau perempuan,”

“Kok jawabanmu sama, dengan Kakakku?

“Ya, mungkin karena kami sama-sama sudah mengalami,”

“Apa pengalamanmu?

“Aku dipetik kemudian diberikan kepada perempuan. Saat diberikan, Perempuan itu tersenyum sambil menciumku, tapi saat Dia luka, Perempuan kembali menghampiriku dalam keadaan menangis, tapi Aku sudah mengering dan hanya perempuan yang sering begitu,”jelas Bunga.

“Emang laki-laki jarang menangis ya?

Tangis laki-laki itu paling dahsyat, kalau dia menangis, sahabat-sahabatku dibabat, Itu laki-laki brensek, tapi laki-laki yang baik, dia menangis sambil menghibur diri dengan menyiramiku, memetikku, kemudian memberikannya kepadamu.

“Berarti, pacarku, laki-laki baik dong?

“Belum tentu, karena bisa jadi Aku hanya sebagai symbol untuk menghibur galaunya perempuan saja,”jawab Bunga.

****

Tamu-tamu sudah memanggil. Acara Ulang Tahun ke 18 pun berlangsung, kurang seru karena ada pertanyaan yang masih mengganjal.Acara ulang tahun selesai, capek dan tertidur lelap dengan busana ulang tahun. Tidur pertama di usia 18 tahun.[caption caption="Ilustrasi aja"]

[/caption]

Dalam tidur itu, bermimpi ada dialog dengan burung yang setiap hari membuatnya terlambat sekolah, karena perintah Ayah untuk memberi makan si Burung. Pertanyaan serupa di ulanginya

“Mengapa Aku Menangis, wahai burung?

 Burung menjawab, “Saat Allah menciptakan perempuan, Allah menjadikannya spesial. Perempuan diciptakan sangat kuat, agar mampu menghadapi  retorika  dunia dan isinya. Jiwanya diciptakan cukup nyaman dan lembut meskipun perempuan sering memberontak dengan kodratnya. Ingin bebas merdeka.

Allah menciptakan perempuan untuk menjadi Ibu yang akan tersenyum bahagia apabila Engkau sebagai anak berbhakti dan sholehah. Allah memberikan perempuan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau ketika sudah besar bayi itu seringkali membuatnya menangis.  

Allah memberikan perempuan kesabaran untuk merawat dirimu, melayani Ayahmu, walau perempuan itu letih, sakit, penat, namun perempuan ditakdirkan jauh dari keluh kesah.  Allah memberikan perempuan jiwa yang peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, walau kadang banyak juga perempuan yang membuang bayinya.

Allah membuat do’a - do’a dan harapan perempuan paling cepat terkabul, namun juga paling cepat menerima balasan. Allah menciptakan perempuan mudah menangis dan air mata

agar dapat mencurahkan perasaannya.  Bersyukurlah dan hati-hatilah menjadi perempuan, gunakanlah air matamu sebagai air mata kehidupan”, jelas burung itu.

“Lalu mengapa saya menangis hari ini?,

“Karena engkau sudah Dewasa dan segera mengenal perjalanan hidup yang sebenarnya. Tapi hidup ini bukan tangis, Allah memberikan perempuan ketangguhan jiwa yang akan membuatnya istiqomah, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Allah sudah memberikanmu air mata untuk membimbingmu menghadapi masa-masa sulit, baik hari ini, hari esok, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun ataupun kelak ketika ada pria yang datang melamarmu.

Tangismu juga berguna untuk suamimu, anak-anakmu sampai yang menciptakanmu memanggilmu. Allah memberikanmu kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bermitra, dan saling melengkapi, saling menyayangi dan jangan saling menghianati, terimakasih, permisi, Assalamualikum WR.WB” tutup Burung itu.

“Buruuuuuung, …. Aku belum puas diskusi,” teriaknya.

“Berdiskusilah dengan al-Qur’an, banyak mengaji, membaca dan,,,,,,,,,,,,,,,,,,” burung itu pergi, terbang tapi bukan ke sangkar yang dibuat ayahnya.[caption caption="Ke Perpustakaan Yuk,,"]

[/caption]

Sesudah terbangun, Dia termenung dan mengusap wajah. Beranjak dari tempat tidur dan keluar melihat sisa-sisa prasasti ulang tahun ke 18. Di alam nyata kembali bertemu dengan burung dalam mimpinya tadi, sebelum menyapa, burung itu bersiul sambil melemparkan sepucuk surat, kemudian terbang kembali.

Diambilnya surat itu, dan terpampang tulisan "Jika memilih cowok, cari yang tidak melihat cantikmu ya, tapi yang melihat tangismu," 

 

Hemmm,,,

Usia Kita sudah 18 tahun.

~~~~

Pesan Moral di Novel

Salam Wahyuni el-Mayani [Ti Amo]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun