"Setuju boleh tuh bagaimana kalau pengagum rahasia aja jadi mengangkat tema tidak cuma tentang cinta saja tapi tentang perjuangan semacam singelillah gitu hehe." Respon Kang Rega yang sontak membuat ku dan Dewi kaget.
"Boleh Kang!." Jawab Ku dan Dewi.
Selesai percakapan mengenai konsep yang akan diambil, seperti biasa ditengah perjalanan arah pulang Dewi kembali membuat usil terhadapku dengan candaannya yang menyangkut konsep puisi tadi. Namun, tak ku hiraukan hingga Dewi cape sendiri karena mengoceh tanpa mendapatkan respon. Sehingga sampai lah dirumah Dewi terlebih dahulu karena arah jalan pulang kita sama namun rumah Dewi lebih dekat dibanding dengan rumahku.
"Nay aku duluan ya, kamu hati-hati dijalan Assalamu'alaikum." Tegur Dewi sembari melangkahkan kaki kanannya untuk turun dari angkot.
"Iya Dew, kamu juga. Waalaikumsalam." Jawabku sembari melambaykan tangan pada Dewi.
Di tengah perjalanan otak ku tiba-tiba penuh pertanyaan akan pernyataan Dewi tentang Kang Rega. Apa benar Kang Rega suka pada ku? Ah sudahlah untuk apa aku memikirkan omongan Dewi yang selalu mengaitkan sesuatu yang tidak berhubungan denganku.Â
Jangan hiraukan aku hanya ingin fokus terhadap akhir semester ini agar nilai ku tidak begitu anjlok apalagi semester depan harus memikirkan judul skipsi yang harus ku ambil.Â
So, agar fokusnya tidak terbagi jadi ku membuang sebagian hal-hal yang menempel di otak ku  yang tidak begitu penting untuk dipikirkan.
Setibanya di rumah, seperti biasa sambutan hangat Ibu menyambutku dan setelah memberi salam, masuk kamar dan merebahkan badan yang selalu terasa lelah tanpa sebab dan akibat dan tarikan gravitasi kasur membuatku ingin rehat sejenak tanpa mengejarkan apapun dan memikirkan apapun.Â
Belum sampai 10 menit tetiba dering pesan dari hand phone  ku berbunyi. Dan ternyata Kang Rega. Oke, selintas dalam benakku mempertanyakan ada apa biasanya tidak pernah ada message whatsapp personal dari Kang Rega kalau memang tidak begitu penting dia selalu share anything di grup divisi. Pesannya terbaca dalam layar notif hp ku.Â
Namun chatnya belum aku buka dan ternyata isinya mengenai skrip puisi yang belum sehari pun baru dibahas tiba-tiba datang bahasan kalau skrip udah hampir selesai. Sejenak dalam hati aku bergumam, dia otak nya terbuat dari apa. Rajinnya tidak ada yang bisa menandingi sampai skrip pun sudah beres satu hari ini, belum belum satu hari gumamku.