Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Merawat Pesona Pucak

30 November 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379350" align="aligncenter" width="300" caption="Jembatan Merah "]

14173382142071142838
14173382142071142838
[/caption]

[caption id="attachment_379351" align="aligncenter" width="300" caption="Lokasi outbound"]

141733824029835338
141733824029835338
[/caption]

Pada masa keemasannya, kawasan wisata Pucak terdapat budidaya Ikan Nila, Ikan Mas, penangkaran Rusa, peternakan Kambing Boerawa, Burung Anoa, Kijang, penangkaran Buaya, Kera, taman anggrek dan segala jenis burung. Yang masih banyak muncul adalah ikan Nila yang bermain di pinggir danau Semayang serta beberapa kupu-kupu cantik yang beterbangan lincah seolah-olah menyapa kami. Lokasi ini sering didatangi mahasiswa untuk keperluan studi. Mungkin ini yang membedakan Puncak di Bogor yang sejuk dengan Pucak di Maros yang panas.

[caption id="attachment_379352" align="aligncenter" width="300" caption="Vila & Kantin"]

14173382981826653819
14173382981826653819
[/caption]

[caption id="attachment_379354" align="aligncenter" width="300" caption="Vila utama"]

1417338400419716121
1417338400419716121
[/caption]

Sayang sekali sebuah potensi wisata sebagus Pucak tidak mendapat perhatian yang lebih baik. Kemana para wisatawan tersebut ? apakah mereka sudah bosan dengan agrowisata atau mereka tidak tahan dengan udara panas di Pucak? Pengelola mesti mencari solusi agar wisatawan kembali membanjiri Pucak. Saya berharap suatu hari bisa kembali ke tempat ini, tapi tentu dengan suasana lebih nyaman dan menarik.

Salam

activate javascript

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun