Mohon tunggu...
Islamey raizalmer Valdis
Islamey raizalmer Valdis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan fisika yang memiliki hobi di bidang otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keutuhan Nasionalisme Bangsa Indonesia di Masa Depan Antara Meningkat dan Luntur

5 Juli 2022   21:46 Diperbarui: 5 Juli 2022   22:17 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasionalisme merupakan sebuah sikap seseorang yang mencerminkan bahwa orang tersebut memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap tanah air dengan ikhlas dengan dibuktikan oleh berbagai hal. 

Pengertian mengenai nasionalisme telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya Anderson yang menyatakan bahwa nasionalisme adalah sebuah komunitas politik berbayang yang dibayangkan sebagai kesatuan yang terbatas dan kekuasaan tertinggi (Hendrastomo, G 2007). Sikap nasionalisme menjadi sebuah hal yang wajib ditanam dalam hati setiap warga negara. 

Dengan adanya sikap nasionalisme, berarti dapat mencerminkan nilai Pancasila sebagai dasar negara dan memberikan kesempatan kepada bangsa agar dapat bersatu dan kokoh. 

Bangsa yang bersatu dan kokoh dapat membuat pertahanan bangsa negara terhadap ideologi menjadi lebih kuat, serta tidak mudah untuk dipecah oleh pihak jahat, dari internal maupun eksternal negara. Dengan demikian, kemerdekaan bangsa dan negara akan terus bertahan.

Pada masa kini, nasionalisme menjadi suatu topik sekaligus masalah yang sering didengar oleh bangsa Indonesia sendiri. Masalah nasionalisme ini juga menjadi tantangan untuk bangsa dan negara Indonesia dalam pengimplementasiannya, mulai dari masa awal kemerdekaan hingga masa yang tak ditentukan. 

Dengan demikian, warga Indonesia wajib mengimplementasikan sikap nasionalisme dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Untuk mengedepankan jiwa nasionalisme warga negara, perlu adanya evaluasi terkait hal tersebut. Terdapat beberapa hal utama yang menjadi tantangan sekaligus bahan evaluasi mengenai nasionalisme di Indonesia (Maftuh, B 2008). :

Pertama, Nilai Pancasila belum diamalkan dengan baik oleh bangsa Indonesia. Pancasila masih hanya menjadi simbol negara belaka. Nilai dari Pancasila belum terimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, Kehidupan kaum generasi muda mendapat pengaruh yang kuat dari budaya luar, khususnya di era globalisasi seperti sekarang. Sehingga, banyak sikap dari kaum generasi muda yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Ketiga, Nilai-nilai nasionalisme dipandang mengalami erosi oleh sebagian pihak, terutama oleh generasi muda (Triantoro, 2008).

Keempat, Berkembangnya paham keagamaan yang tidak memandang akan pentingnya nasionalisme bangsa Indonesia. Paham tersebut lebih kepada arah universalisme. Pendukung paham ini menolak demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berujung tidak memandang Pancasila sebagai ideologi negara. 

Paham ini berkembang di kalangan masyarakat luas hingga perguruan tinggi, menyebabkan kaum generasi muda ikut terpengaruhi.

Terakhir, Peran pendidikan perlu dipertanyakan dari jalur formal maupun informal mengenai penginternalisasian nilai Pancasila, termasuk nilai nasionalisme kepada bangsa Indonesia, terutama untuk kaum generasi muda.

Kelima poin tersebut menjadi acuan bahan evaluasi utama untuk memperbaiki sikap nasionalisme yang terjadi di masa sekarang. Yang menjadi subjek utama evaluasi adalah kaum generasi muda sebagai penerus bangsa. 

Kaum generasi muda memiliki peran yang besar dalam evaluasi nasionalisme kepada bangsa. Kaum generasi muda harus mengetahui lebih dalam terkait nilai Pancasila dan pengimplementasiannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, perlu adanya filtrasi budaya luar yang dapat mengurangi pengimplementasian nilai Pancasila, serta perubahan pandangan erosi terkait Pancasila. 

Perkembangan pandangan keagamaan juga perlu diatur agar tidak turut menghilangkan jiwa nasionalisme bagi pendukung pandangan tersebut, dengan menguatkan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun diluar sekolah.

Evaluasi terkait hal tersebut merupakan langkah untuk memperbaiki penanaman jiwa nasionalisme pada warga negara. Selain itu, dapat mendidik secara mandiri untuk meningkatkan jiwa nasionalisme pada diri setiap warga negara. 

Evaluasi perlu dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia sebagai penilaian apakah penanaman jiwa nasionalisme sudah sesuai dengan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila. Penilaian ini menjadi gambaran bagaimana jiwa nasionalisme utuh dalam diri setiap warga negara dari masa sekarang hingga masa depan. 

Selain itu, keutuhan jiwa nasionalisme ini dapat mempertahankan bangsa dan negara di masa depan, dari ancaman yang bersifat internal maupun eksternal. Dengan demikian, bangsa dan negara akan lestari hingga waktu yang tidak ditentukan.

Referensi :

Hendrastomo, G 2007, 'Nasionalisme vs Globalisasi 'Hilangnya' Semangat Kebangsaan', Dimensia, vol. 1, no. 1, hh. 1-11.

Maftuh, B 2008, 'Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan Kewarganegaraan', Educationist, vol. 2, No. 2, hh. 134-144

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun