Ini juga bukan soal netralitas atau sikap apatis. Tapi soal motivasi dalam memberikan dukungan. Saya ingin agar setiap pendukung tahu persis siapa yang didukung dan mengapa dia memberikan dukungan itu kepadanya. Syukur-syukur dia bisa menjawab pertanyaan: apa untungnya buat saya?
Bukan soal keuntungan materi, tapi keuntungan dalam bentuk kebahagiaan, kebaikan, kedamaian dan sebagainya. Karena kalau keuntungan materi, kelar sudah. Anda percuma berdebat dengan pengurus partai atau caleg atau konsultan politik atau buzzer politik, karena mereka jelas-jelas akan mendapatkan keuntungan material dari kontes politik ini.Â
Politik dan kehebohan di dalamnya adalah jualan buat mereka. Sementara orang di luar lingkaran Mesin Politik, belum tentu mendapatkan gaji, bayaran, komisi atau apapun namanya.
Baca juga: Yang Pertama dan Serba Wah di Kabin Pesawat Kepresidenan RI
Jika Anda percaya Jokowi menguntungkan buat Anda, silakan pilih dia. Begitu juga sebaliknya, kalau Prabowo menguntungkan buat Anda silakan pilih dia. Tapi keuntungan itu harus terverifikasi, bukan sekedar keuntungan semu yang yang bersumber keyakinan dan informasi palsu.
Saya berharap, mereka yang menikmati konten saya, baik yang bernada positif ataupun negatif untuk kubu Jokowi maupun Prabowo, mau membuka diri untuk mendengarkan narasi dari kubu seberangnya. Agar keuntungan yang diangankan benar-benar keuntungan yang valid, bukan kaleng-kaleng.
Nah, berhubung bulan April sudah tiba, saya pikir sekarang waktu yang tepat untuk berhenti sejenak dari obrolan seputar kontestan Pilpres 2019. Seputar Paslon 01 dan Paslon 02.
Pertama, karena suhu akan semakin panas, konten yang beredar akan tambah beringas. April akan membuat obrolan lebih tajam dan menjurus dan fokus pada upaya menyingkirkan paslon yang tidak diinginkan, dari sinilah emosi jadi semakin sulit dikendalikan.Â
Di bulan ini, tidak ada lagi pendingin otak dan menenang hati. Semua akan memilih ikut memanaskan suasana atau memilih untuk diam–agar tidak ikut terkena panasnya suasana.
Kedua, sepanas dan semenarik apapun obrolan yang muncul, narasinya akan begitu-begitu saja. Argumen yang digunakan akan sama. Cacian yang digelontorkan akan serupa. Semua masih berkutat pada kata kunci hoaks, gagal, marah, islami, putih, hitam, sipil, militer, Jawa, non-Jawa, pancasialis, komunis, khalifah, radikal, penculik, anti-Islam dan seterusnya.
Sampai akhirnya hari pencoblosan tiba. Tanggal 17 April 2019.