Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

April Telah Tiba, Saatnya Mendinginkan Mesin Politik untuk Sesaat

1 April 2019   08:31 Diperbarui: 4 April 2019   07:42 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali bertatap wajah dengan teman-teman yang sering berinteraksi dalam obrolan politik di dunia maya, saya kerap mendapatkan pertanyaan yang sama: Bang Isjet sebenarnya pilih siapa sih? Bahkan ada yang sengaja kopi darat untuk menanyakan langsung pertanyaan tersebut.

Lalu jawaban saya akan sama. Pilihan saya untuk Pemilu Serempak 2019, baik Pilpres 2019 maupun Pileg 2019, ada di bilik kotak suara yang dipasang panitia KPPS di TPS.

Saya merasa tidak perlu memberitahu apalagi mengajak orang lain memilih sesuai dengan yang saya pilih. Bahkan dengan istri pun tidak. Dia sudah punya pilihannya, dan pilihannya itu tidak berasal dari hasil obrolan dengan saya, karena faktanya kami jarang ngomongin politik di rumah. Obrolan seputar uang belanja, kondisi sekolah, dan jadwal kondangan sudah cukup menyibukkan kita berdua.

Baca juga: Iklan Paslon 01 dan 02 Dirilis: Jokowi Islamis, Prabowo Nasionalis

"Trus tujuannya apa Bang Isjet sering nulis soal politik dan Pemilu 2019 pake tagar #MesinPolitik?"

"Saya ingin menguatkan pilihan teman-teman. Agar mereka yakin dengan pillihan mereka," jawab saya sambil menyeruput kopi yang masih panas.

Setelah itu, giliran saya bertanya ke lawan bicara, siapa yang mereka pilih dan mengapa. Kenapa milih Jokowi? Kenapa nyoblos Prabowo?

Jawaban panjang-lebar pun mengalir deras. Semua uneg-uneg di kepala tumpah dalam obrolan tatap-wajah itu. Memang ngobrol langsung gini rasanya lebih lepas. Gak ada yang ikut nguping lalu tiba-tiba nimbrung di kolom komentar. Gak perlu takut kena UU ITE karena yang denger cuma dua pasang teling. Beda deh rasanya dengan ngobrol tatap-layar.

Tapi isi paparan dan argumennya sih sama dengan apa yang biasa saya temukan di sekian status, komentar dan artikel di internet. Sesekali saya mengkritisi apa yang dia utarakan. Soal kelebihan ataupun kekurangan paslon. 

Kadang saya memaklumi alasan itu tanpa syarat, kadang dia menerima argumentasi saya, tapi lebih sering dia mengambil sikap yang sama. Intinya, pilihannya tidak berubah, dan saya memang tidak sedang mencoba mengubah pilihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun