Pembatasan dan pengetatan itu mulai dilakukan Facebook pada tahun 2014---sebelum kasus Cambridge Analytica terjadi.
Tapi apa lacur, seperempat penduduk bumi yang setiap hari berinteraksi di sini tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama dalam berinteraksi dan berkomunikasi di dunia digital. Maka terwujudlah sebuah dunia yang organik, yang diisi oleh orang-orang polos, orang-orang pintar dan orang-orang jahat di satu wadah besar. Mereka semua melakukan interaksi digital skala super besar yang tidak bisa dikontrol satu per satu.
Tak bisa dipungkiri, Facebook sudah menjadi negara digital. Dan layaknya sebuah negara, salah satu tuntutan masyarakat adalah terciptanya rasa aman dan nyaman, bebas dari gangguan dan kejahatan orang lain yang diam-diam menyelinap masuk ke dalam rumah.
Kita paham bahwa Mark dan Facebook bukanlah orang jahat di sini. Tapi fakta bahwa puluhan juta data pribadi bisa dieksplotasi untuk tujuan tertentu sudah cukup bagi para Facebooker untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya di Facebook.
Semoga ancaman itu tidak menjadi kenyataan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI