Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelayanan Transfer Duit di Kantor Pos Menyulitkan Konsumen, Dikeluhkan Pegawai Pos

30 Desember 2014   18:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:10 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419912493297224934

jawaban

Lucunya setelah mengisi itu masih ada kolom "Pemilik Dana"  yang juga terlalu lengkap rinciannya. Ini bukan saja dikeluhkan warga pengirim dana. Seolah juga yang bikin rincian semacam ini tidak mampu merumuskan secara baik "Form" pengiriman uang. Seolah dibuat oleh Intelijen, bukan ahli ekonome.

Banyak pelanggan Jasa Pos ini mengeluhkan aturan ribet yang dikeluarkan oleh Kantor Pos Pusat, tidak seperti awalnya, sederhana, tetapi menyenangkan pelangga. Sedangkan Form model baru ini bukan saja dikeluhkan, bahkan banyak pelanggan yang protes, bahkan sering ramai dengan pegawai Pos. Semoga Ini disadari oleh Penglolah Jasa Pos, kalau mau pelanggan Pos Bertahan, tak usah macam macamlah. Padahal konsumen itu raja, sudah sepatutnya Pos lebih menghormati konsumen, dari pada bikin aturan yang bisa membuat pelanggan jasa Pos pindah jasa.

Sebagai catatan tambahan, keluhan mereka: kami tidak kirim uang milyaran ke daerah kami, tetapi cuma ratusan ribu, masak harus seribet itu........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun