Langkah yang paling mungkin untuk dijalani adalah yang kedua. Tidak mungkin kita dapat "memaksa" para Digital Native belajar cara lama selain karena struktur otak mereka telah berbeda dengan kita, saat ini hampir tidak mungkin bagi kita untuk menghambat atau mengontrol dengan ketat perkembangan teknologi yang ada. Dengan mengambil langkah kedua maka sebagai pendidik kita harus mempertimbangkan hal-hal terkait dengan metodologi dan konten yang akan kita berikan pada para Digital Native. Digital immigrant harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi
Teknologi telah mengubah paradigma dalam dunia pendidikan, Paradigma Baru Pendidikan adalah pola berpikir dan pola bertindak baru dalam memandang, menyikapi, dan melaksanakan pendidikan. Paradigma itu harus dimiliki oleh sekurang-kurangnya tiga kelompok orang. Ketiga kelompok itu adalah Pendidik, Tenaga Kependidikan, Â dan masyarakat pemakai jasa pendidikan, dahulu pembelajaran hanya dibatasi oleh tembok-tembok ruangan kelas, bahwa Guru adalah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, buku teks pelajaran di kelas adalah satu-satunya bahan bacaan, semua telah berubah, teknologi telah mengubah semua itu.
Tulisan ini ada bukan untuk mendeskriditkan keberadaan guru, bukan menghina posisi Guru, tulisan ini ada bukan untuk mendewakan atau mengagung-agungkan teknologi, sekali lagi penulis katakan "BUKAN", akan tetapi tulisan ini ada sebagai ajakan kepada seluruh guru agar tidak terlena dengan kondisi yang ada, agar tidak nyaman dengan kursi empuk yang kita duduki sekarang, tetapi para guru harus bertransformasi dengan keberadaan teknologi, sebagai pendidik yang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, guru yang mampu dan terampil dalam menggunakan perangkat teknologi, guru-guru yang siap dengan hadirnya teknologi.
Mariki kita semua belajar dari jatuhnya perusahaan Ponsel Terbesar di Dunia NOKIA, perusahaan yang terkenal dengan tagline "Connecting People", ia juga terkenal dengan brand sejuta umat, Perusahaan yang pernah menjadi "Raja", Raja dari produsen ponsel terbesar hampir kurang lebih selama 14 tahun.Â
Bagaimana nasibnya sekarang ?, sebelumnya Nokia tidak menyangka mereka akan lumpuh dalam waktu yang sangat singkat. Namun apa yang menyebabkan Nokia lumpuh dengan begitu parah sekali ?. Mereka memang tidak membuat kesalahan. Tapi kekeliruan terbesar mereka adalah perusahaan ini terlalu nyaman sehingga lupa untuk berubah dan berinovasi seiring dengan tren perkembangan teknologi masa kini.
Satu pelajaran paling penting yang bisa kita ambil dari kisah kejatuhan Nokia ini diatas adalah: "Jika Anda tidak berubah seiring dengan perkembangan waktu, Anda akan keluar dari kompetisi". Â Ayo Para Guru Hebat Indonesia, Mari kita bangkit untuk berinovasi demi kemajuan pendidikan yang ada di Negeri tercinta ini. mari kita rubah Pola pikir kita demi terwujudnya pendidikan yang sesuai dengan amanat undang-undang yang ada di bumi pertiwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H