Apa yang sebenar terjadi, 5 kg bagasi anda bertambah , kalau datang dengan bagasi max . umpama 20 kg , berarti 5kg baju anda harus ditinggal atau bayar overweight 5g.
Saya lihat di Madinah saja , sudah banyak koper-2 yang sudah hamil.
Kemudian diteruskan ke Mekkah . Disini godaan lebih hebat lagi. Sebetulnya bukan cuma godaan , tapi tantangan lebih hebat. Umpama tempat tinggal jauh dari Mesjidil Haram , harus tunggu naik bus. Kadang tidak bisa sholat lima waktu di Mesjid yang didambakan itu, dengan segala bonus pahalanya. Namun untuk shopping ada waktu.
Di Mekkah godaannya , adalah karpet, sajadah. Dahulu waktu masih ada Pasang Seng, hampir didominasi jemaah Indonesia. Pendagangnya juga sudah fasih bahasa Indonesia, paling kurang hitung-2 an dia mengerti.
Hampir tidak ada pembeli dari Indonesia yang menanyakan, atau memperhitungkan berat karpet-2 itu berapa , atau masih  berapa kg ruang tersisa  bagasinya. Atau berapa ongkos yang harus dibayar untuk overweight karpet-2 itu.
Disini koper-2 tidak hamil lagi tapi sudah beranak pinak.
Persoalan berikut muncul waktu haji mau selesai . Bagaimana nasib barang -2 tersebut. Disini  mulai perang dengan airline, Garuda paling pertama jadi sasaran tembak . Tidak tenggang rasa, orang beribadah kok dipersulit.
Mungkin pembaca tidak percaya, waktu rombongan saya tahun 1997 , ada jemaah yang mencoba bawa tabung gas ukuran kecil dimasukin didalam koper.
Saya punya seoang teman , yang berangkat sendiri . Dia tidak pernah tergoda beli apapun, dia pulang tanpa bawa oleh-2 apapun. Dia hanya khusuk beribadah dan dalam perjalanan dia santai , tidak direpotkan oleh barang-2. Apa yang bawa pergi ,itu juga yang dibawa pulang.
Diakhir tulisan ini saya mengucapkan;
OLEH-2 NYA TOLONG DILUPAKAN