Pekerjaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang merupakan salah satu aktivitas yang ditunjang dengan tujuan. Beberapa tujuan juga dilakukan berdasarkan suatu perintah dari seseorang. Perintah atau komando ini datangnya melalui seorang yang dikenal sebagai pemimpin. Sebagai orang yang memiliki tampuk pertanggung jawaban, seorang pemimpin dituntut untuk selalu aktif dan solutif dalam mengerjakan suatu tugas. Hal ini juga tak terlepas dari amanah yang diemban selama ia melakukan suatu pekerjaan. Namun dengan hal itu semua, pemimpin bukan berarti menjalankan sesuatu dengan semau mereka sendiri. Ada tanggung jawab kepemimpinan yang besar yang dapat terjadi apabila dibiarkan begitu saja. Tanggung jawab kepemimpinan inilah yang membuat seorang pemimpin disegani bahkan hingga dihormati oleh anggota maupun orang lain.
Leadership
Kepemimpinan (leadership) memiliki asal kata leader yang berarti pemimpin. George R Terry menjelaskan, kepemimpinan berarti suatu kegiatan (proses) dalam mempengaruhi orang-orang agar ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi maupun perusahaan. Sedangkan menurut Miftah Thoha (2011), pemimpin ialah orangnya atau subjek yang melakukan (kepemimpinan), sedangkan untuk kepemimpinan ialah kegiatan (proses) menjalankan kekuasaan dan pengaruh kepada organisasi ataupun orang. Kekuasaan merupakan "alat" bagi pemimpin untuk mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa kepemimpinan ialah "proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan".
Beberapa Sumber Kekuasaan yang Didapatkan Oleh Seorang Pemimpin
1.Kepakaran (Expert Power)
Sekumpulan orang yang memiliki kemampuan membuat atau kreatif serta memiliki Prakarsa (inisiatif) yang tinggi, mereka dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik sumber kepakaran bisa dari bakat atau pendidikan tertentu.
2.Paksaan (Forced Power)
Melalui penunjukan ataupun kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam organisasi yang bersangkutan.
3.Balasan (Reward Power)
Menunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin atas dasar kontribusi yang sudah diberikan.
4.Legitimasi (Legitimate Power)
Melalui pemilihan orang banyak, biasanya proses legitimasi disetujui dan dimaklumi oleh beberapa orang yang bersangkutan dengan hal tersebut. Legitimasi ini terjadi didalam organisasi-organisasi politik, serikat pekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya, pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas seperti dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya tergantung dengan sesuai masa penunjukkan.
5.Referensi (Refference Power)
Melalui rekomendasi dari orang yang memiliki kewenangan dan kekuasaan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi
Salah satu poin pendukung keberhasilan dan kemajuan sebuah organisasi ialah berupa factor sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tingkat kesuksesan SDM diukur melalui penilaian kinerja karyawan dengan aturan, model dan sistem yang telah ditentukan oleh perusahaan maupun organisasi sebelumnya. Pada umumnya, tinggi rendah dari suatu job appraisial sebanding dengan kinerja karyawannya, hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor nya tidak lain dan tidak bukan yaitu yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, gaya kepemimpinan.
Model atau Gaya Kepemimpinan
- Otoriter (keras dan tegas)
Gaya pemimpin yang cenderung  "otokritik" artinya sangat memaksa dan mendesak kekuasaannya kepada bawahan.
- Laissez Faire (kebebasan penuh)
Pemimpin yang memberikan kebebasan kepada bawahan. Hal ini juga dapat berimbas pada proses kerja pegawainya yang lebih leluasa dan santai dalam menghadapi pekerjaan.
- Demokratis
Pemimpin yang bersikap tengah antara memaksakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan.
- Situasional
Pemimpin yang bersikap lebih melihat pada situasi lingkungan dimana ia berada. Gaya kepemimpinan seperti ini yang tahu mengenai kapan harus bersikap memaksa dan harus moderat, serta pada situasi apa pemimpin harus memberi kebebasan kepada bawahan.
Efektifitas Kepemimpinan
Kepemimpinan juga memerlukan proses yang menjadikannya cepat dan tepat dalam pelaksanaannya. Namun, dalam melakukan proses tersebut, terkadang susah untuk mengetaui mengenai proses yang memang tepat dan cepat. Berikut merupakan ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Habsari (2008:12):
a) Memperhitungkan minat sampai hasil akhir,
b) Memahami bahwa hasil adalah selalu penilaian terakhir,
c) Memiliki semangat dalam hal problem solving,
d) Lebih demokratis dari pada autotity,
e) Memberikan kesempatan untuk mencapai potensi setiap orang
f) Memiliki Etika serta moral yang tinggi, dan
g) Mengambil tanggung jawab terhadap hasil tim.
Beberapa konsep kepemimpinan memang memerlukan pengalaman lebih dalam menjalaninya. Meskipun dengan teknik yang sedemikian rupa dalam menjalaninya, apabila memang pengalaman yang digunakan dan dimiliki masih kurang mumpuni, kepemimpinan bisa saja hanya sebuah titipan dan jabatan belaka. Oleh karena itu butuh suatu ketegasan dan kedisiplinan dalam menjalaninya. Meskipun perlahan, namun jika dilakukan secara repetitif dan konsisten, maka proses kepemimpinan tersebut akan menjadi matang dan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H