Mohon tunggu...
Isar Dasuki Tasim
Isar Dasuki Tasim Mohon Tunggu... Administrasi - Profil sudah sesuai dengan data.

Sebagai Guru SMA yang bertugas sejak tahun 1989 di Teluknaga Tangerang. "berbagi semoga bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Indah di SMA

18 Juni 2020   11:37 Diperbarui: 18 Juni 2020   11:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masa Indah di SMA

Seperti yang telah disampaikan dalam cerita pada masa SMP, kemampuanku hanya matapelajaran matematika, sementara untuk memasuki masa SMA harus menguasai seluruh pelajaran. Karena kemampuanku pas-pasan, mengikuti tes ke SMA Negeri 2 Bandung di Jalan Cihampelas gagal total. Gagal bukan bearti kiamat, masih ada sekolah swasta menanti yang tidak lulus tes ke sekolah negeri.

Dicarilah sekolah negeri yang terdekat dengan sekolah yang dapat di jangkau dengan berjalan kaki. Dapatlah SMA Indonesia Raya di Jalan Terusan Pastur, Bandung. Sekolah itu memiliki disiplin yang ketat, yang diterapkan oleh Kepala Sekolah Bapak Drs. Rachman P. Sekolah itu merupakan sumbangan dari Pemerintah DKI ketika Gubernurnya Bapak Ali Sadikin. Sehingga gurunya terdiri dari berbagai daerah, ada dari Aceh Guru Agama, ada dari Gorontalo, ada juga dari Palembang.

Pada masuk pertama tahun 1981 sekolah tersebut menerima sekolah pagi dan petang, karena ruangannya tidak cukup. Sekolah Indonesia Raya terdiri dari SMP dan SMA, saat ini ada SMK nya. Pada era itu jalanan tidak sepadat saat ini, Jalan Pastur masih bisa untuk berjalan kaki, begitu juga yang kearah Sarijadi, berjalan bersama jika pulang sekolah. Murid SMA Indonesia Raya kebanyakan berasal dari Perumnas Sarijadi, Gegerkalong, dan Sukajadi, ada juga yang jauh seperti daerah Cikutra dan daerah Cimahi. Menyenangkan pada masa sekolah SMA.

Kelas 1 SMA

Seperti biasa memasuki sekolah untuk pertama kali harus mengikuti masa perkenalan. Melalui penataran P4. Hanya beberapa hari perkenalan mulailah belajar seperti biasa, guru-gurunya luar biasa, ada dosen IKIP Bandung, ada juga guru muda yang energik. Pada saat kelas satu aku bertekad menjadi yang terbaik agar bisa masuk kedokteran atau perguruan tinggi negeri. Semua materi tidak ada yang terlewatkan, semua harus diikuti dengan serius. 

Kurikulum saat itu penjurusan masuk ke kelas IPA atau IPS ditentukan pada semester ke dua, pilihan ku ingin masuk jurusan IPA. Nilai-nilai untuk pelajaran IPA kimia, fisika, biologi dan matematika memiliki nilai bagus dan aku termasuk 3 besar di kelas itu sebagai rangking ke dua kalah oleh Lilis Sulastri yang lebih tinggi nilainya sedikit.

Mulailah belajar di Kelas 1 IPA2 namanya. Keseriusan belajar di kelas satu terus sampai aku naik kelas 2 IPA 2 masih sebagai rangking ke dua. Matematika ku memang terbaik di antara teman-teman, sehingga aku menjadi andalan kalau pelajaran matematika. teman-temanku ingin di berikan les belajar bersama dengan ku di waktu pagi sebelum masuk sekolah, karena kelas 2 masuk siang. Beberapa kali memberikan les sesama teman, ada yang cepat menangkap penjelasan ku, ada juga yang susah. Memang di perlukan bakat dalam mempelajari konsep matematika.

Masih di kelas satu, aku juga sebagai siswa yang tidak mau diam, tetapi adakalanya di keluarkan dari kelas karena aku suka bersenandung yang terdengar oleh guru. Suatu ketika guru sejarah sedang menjelaskan tentang perang Diponogoro dengan menggunakan maping dan serius, karena kebiasaan ku suka bersenandung, terdengar oleh nya, langsung aku di tegur dan disuruh keluar, beliau marah besar merasa tidak diperhatikan oleh ku. Sebagai siswa tentu aku harus minta maaf kepada beliau, guru tersebut kalau tidak salah namannya Soleh Ali dari NTB.

Pada semester kedua aku sudah masuk kelas IPA dan tidak lagi memperoleh pelajaran sejarah, yang ada, Ilmu Pasti dan beberapa pelajaran umum lainnya. Untuk pelajaran jurusan tidak di khawatirkan semuanya bisa di lalui. Sesulit apapun pelajaran ilmu pasti kita carikan jawabannya.

 

Setiap akhir semester

Di SMA Indonesia Raya setiap akhir semester selalu di adakan pertandingan antar kelas. Beberapa cabang olahraga seperti Baskeball, volyball dan cabang hiburan seperti solo vocal. Yang seru dalam pertandingan basket dan volley, selalu banyak penonton. Dalam pertandingan basketball di dominasi oleh kelas IPS2, karena di situ banyak talenta yang hampir mendekati ke profesional dalm permainanya, enak di tontotnnya dan selalu juara dari kelas 1 semester 2 sampai kelas 3.

Aku kurang mahir dalam berolah raga, maklum tidak di seriusin dan tidak pernah mengikuti kursus atau latihan di club. Cukup sebagai penggembira dan pelengkap kelas untuk tambal sulam bila tidak ada pemain lain.

Selain permainan olahraga, teman seusia di SMA banyak yang gemar bermain band. Itu pun saya tidak bisa mengikuti hanya jadi penikmat permainan mereka. Setiap tahun di hari Sumpah Pemuda selalu di adakan parede band di perum. 

Teman sekolah ku ada beberapa yang mendaftar dengan menirukan band-band ternama seperti Scorpion, The Parple, The Bithle, The Roling Stone. Seperti band aslinya mereka memainkan dengan aransemen mereka sendiri, beberapa lagu yang ditampilkan membuat penonton terhibur, apalagi suka ada bintang tamunya seperti Jajat Paramor. Kadang pestival band ini sampai menjelang tengah malam belum selesai, terus di tonton hingga berakhirnya pestival band.

Memasuki kelas 2

Memasuki di kelas dua, sebagai remaja yang baru tumbuh ingin juga memiliki teman dekat, sebut saja pacar. Aku termasuk pelajar yang pandai, selalu berada di posisi tiga besar, wajar saja bila ada teman wanita yang mencuri perhatian padaku. Namun saat itu aku ada prinsip "no time for love", tetapi naluri sebagai remaja tergoda juga ingin merasakan berpacaran. Mulailah dengan kirim salam, melalui teman sekelasnya.salam itu bersambut dan salam kembali. Diterima salamku saja rasanya dunia seperti tidak ada yang punya.

Lanjut dengan berkirim surat dan di balas. Begitu lah cinta remaja dulu berkirim surat tidak seperti saat ini sudah bisa menggunakan wa. Melihat dia berjalan di depanku juga rasanya seperti ketemu bidadari. Oh, betapa membutakan cinta remaja masa lalu, begitu indahnya. Pantas kalau Rano Karno yang bermain film dalam Puspa Indah Taman Hati, digemari para remaja saat itu.

Duduk berdekatan saja sudah begitu indahnya apa lagi berjalan bersama. Suatu ketika kami pulang bersama menuju arah Sarijadi, yang berjalan banyak teman-teman dengan arah yang sama ke Sarijadi melalui lemah neundet. Begitu indah berjalan dengan gadis pujaan, namun ternyata gadis itu sudah ada yang punya. 

Karena ketika beberapa saat aku duduk di depan rumah ada mahasiswa yang datang ke rumah menanyakan gadis itu. Gadis itu rupanya pacarnya. Tidak enak rasanya berpacaran dengan yang sudah punya pacar, dan pacar gadis itu mahasiswa IKIP Bandung yang suatu saat nanti bertemu dengan ku di kampus setelah aku kuliah di IKIP Bandung. Dan mereka menikah, menurut ceritanya mereka tinggal di daerah Subang.

Pengalaman memadu kasih dengan gadis pujaan orang lain bukan berarti bersalah. Mungkin pelampiasan yang menurut ceritanya di jodohkan oleh orang tuanya. Pengalaman berpacaran di masa SMA seperti cerita dalam film he he he. Gagal dalam berpacaran bukan berarti gagal dalam prestasi, aku masih berprestasi di kelas tiga. Matematika basih bagus, reaksi kimia masih di sukai serta gerak lurus beraturan fisika masih di kuasai.

 

Kelas 3 SMA

Di kelas 3 SMA aku mulai fokus akan melanjutkan kuliah di mana setelah SMA. Masuk AKABRI di coba, Akademi Perawat di coba juga, sampai mendaftar melalui PMDK juga ikut daftar, hingga mengikuti Sipenmaru tahun 1984, Sipenmaru baru pertama di buka pada tahun itu. Sebelumnya masih menggunakan Proyek Perintis I, Proyek Perintis 2 dan lain,lain. IKIP Bandung masih Proyrek Perintis 2 tahun sebelumnya, pada saat aku mendaftar sudah melalui Sipenmaru, yang dipusatkan di ITB.

Ada temanku SMA yang memberikan kisi-kisi materi yang akan di teskan di Sipenmaru, aku kopi dan di tempel di dingding kamarku serta di pelajari mana yang masih belum di kuasai. Sebab Bapak ku bilang bila tidak di negeri tidak bisa kuliah, maklum tentara yang pangkatnya paling rendah sedunia yaitu tamtama alias kopral. Bukan maksud merendahkan kopral hanya mungkin, bukan hanya aku saja yang ingin kuliah tetapi kakakku juga pengen kuliah, takut di kemudian hari ada yang menuntut ko si anu kuliah aku tidak, mungkin. Ternyata sampai saat ini pikiran itu tidak ada dan keluraga besarku semuanya senang dengan kehidupannya saat ini.

Dari kisi-kisi itu, aku pelajarai, karena untuk mengikuti bimbingan belajar seperti Teknos, Ganesha Exact tidak bisa mengikuti karena biayanya tidak ada. Jadilah secara mandiri belajar di rumah. Jurusan yang di pilih Teknik Industri ITB dan Matematika DIII IKIP Bandung, padahal cita-cita ingin masuk kedokteran. Semua tes sudah di lalui termasuk AKABRI yang nyangkut hanya di D3 IKIP Bandung Jurusan Pendidikan Matematika. di terima di IKIP Bandung nanti kita sambung cerita pada masa perkuliahan. (IDT).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun