Komunikasi WAG tentang karaoke berlanjut dengan canda,
 "Blh bergabung ko..."
"Yg mau bergbung tallu bisa"
"b ju ikut e kita daftar memang e"
"Sngat amat bisa bergbung kita kraoke hlangkan kejenuhan n sy ykin ibu RT sngt se7 n mau ikt berbung jg"
"Ibu rt jg suaranya bgs,jd psti beliau ikt bergbung"
Hahaha, dua chat terakhir ini membawa bawa bu RT untuk berada dalam  kubu arus kebahagiaan bersama karaoke. Entah benar entah tidak, komunikasi ini menjustifikasi karaoke menjadi pilihan warga untuk menghibur diri di kala pandemi. Memang hobi menyanyi  warga siapa yang mampu menahannya. Apalagi bertujuan untuk menghilangan tekanan psikis akibat pandemi.
Paling tidak suasana hati bapak karaoke sudah mulai reda setelah sejak tengah malam tidak tidur. Sebagian warga yang memberi nasehat agar suara jangan terlalu keras untuk bertenggangrasa dengan masa istirahat tetangga, smoga bisa diterima walau  tidak secara terbuka diungkapkan. Situasi WAG kembali dalam suasana canda.
Di akhir polemik karaoke warga RT, diselingi dengan beberapa ungkapan warga,
 "KARAOKE SIANG HIBURAN SIANG BUAT IMUN NAIK SPY KITA SEMUA SEHAT"
"Karaoke siang hri Imun tbuh psti droup,n lbh enk kraoke mlm hr,ini jg ibu rt sdh dftar sbntr mlm kraoke di sini"