Mohon tunggu...
Irza Triamanda
Irza Triamanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Hanya untuk bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Rendahnya Length of Stay di Daerah Istimewa

21 September 2023   15:01 Diperbarui: 21 September 2023   15:14 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"D.I Yogyakarta sendiri mempunyai banyak seniman-seniman muda bahkan seniman- seniman yang sudah besar namanya, potensi-potensi tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendongkrak kemajuan pariwisata. Selain dapat menajadikan pertunjukan seni menjadi landmark baru yang dapat menarik dan menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama", ungkapnya.

Mengadakan sebuah event pariwisata menjadi solusi dalam menjawab tantangan terkait daya tarik terhadap kunjungan wisman ke daerah Yogyakarta. Hal tersebut termasuk dalam meningkatkan belanja dan lama tinggal (length of stay) wisatawan di Yogyakarta.

"Kami menyadari bahwa salah satu daya tarik yang dimiliki Yogyakarta dengan terus memompa kunjungan wisatawan itu dengan penyelenggaraan berbagai event. Saat ini sudah kita mulai sejak pandemi berakhir dan nanti akan terus kita adakan," kata Johan Don Charles, Kabid Pemasaran di Dinas Pariwisata DIY, Senin (15/5/2023).

Setidaknya, Dispar sudah mencatat total kunjungan wisatawan hingga akhir 2022 sebanyak 3,9 juta kunjungan. Jumlah ini belum termasuk mereka yang melakukan perjalanan hanya sehari (one day trip). Dari 3,9 juta kunjungan tersebut, 10 persennya merupakan wisman. "Ini patut diapresiasi, tapi tetap memberikan tantangan bagi kita untuk terus mempertahankan kondisi ini agar terus menghadirkan daya tarik bagi wisman," ujar Johan.

Dinas Pariwisata Provinsi DIY Dalam Melakukan Pemasaran Daya Tarik Wisata

Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata di Indonesia yang kaya akan beragam wisata di dalamnya. Yang menjadi fokus dalam daya tarik wisata di Yogyakarta adalah wisata alam dan wisata budaya atau wisata heritage. Namun, masih ditemukannya fenomena yang terjadi dari tahun ke tahun yaitu kenaikan jumlah kunjungan wisatawan tersebut tidak dapat menyebabkan length of stay wisatawan di Yogyakarta meningkat.

Yogyakarta dengan luas administratif wilayah yang cukup kecil menyebabkan adanya paket wisata yang dipromosikan antar obyek wisata yang terletak berdekatan. Paket tersebut terjadi melalui mouth by mouth promotion. Dalam pelaksanaan dan pengembangan, umumnya wisatawan akan mengikuti paket wisata tersebut, baik karena upaya promosi dari agen perjalanan, maupun dari kerabat atau media lainnya.

Benny Sapti sebagai Pranata Humas DIY mengatakan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY sudah cukup baik. Hanya saja perlu adanya perluasan pasar dan inovasi dalam mempromosikan pariwisata Yogyakarta untuk meningkatkan length of stay wisatawan dan terus menaikkan jumlah kunjungan wisatawan.

"Yang menjadi nilai ketertarikan kuat adalah atraksi yang ditawarkan berupa perpaduan antara keunikan budaya dan konservasi natural. Saat ini juga ada wisata minat khusus berupa kampung wisata sebagai salah satu alternatif atraksi," ungkap Benny.

Bentuk atraksi yang dimiliki Yogyakarta dapat dibagi menjadi daya tarik alam, bangunan dan benda bersejarah, tradisi dan budaya lokal, serta bentuk atraksi lainnya. Bentuk tradisi dan budaya lokal yang dimaksud adalah atraksi kesenian lokal, permainan tradisional, tari tradisional, dan event budaya. Sedangkan bentuk atraksi lainnya dapat berupa pemasaran dan hasil kerajinan tangan atau kegiatan lain yang dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke obyek wisata.

Namun disisi lain, obyek daya tarik wisata Yogyakarta belum memiliki hubungan keterkaitan yang kuat karena banyaknya kemiripan atraksi antar obyek wisata satu dengan lainnya. Hal tersebut juga didukung oleh promosi atau paket wisata yang hanya terjadi pada obyek yang berdekatan, sehingga upaya promosi masih kurang mencakup seluruh obyek di daerah Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun