I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Inilah yang selanjutnya menjadi tugas kelompok dalam Ruang Kolaborasi dengan sesi Latihan Praktik Coaching dengan Alur TIRTA, dimasa satu orang bertindak sebagai Coach, satu orang bertidak secara Coachee, satu lagi bertindak sebagai Pengamat. Masing memiliki tiga kasus yang berbeda-beda dan diperankan dalam tiga kali praktik coaching dengan kasus yang berbeda. Â Inilah yang dikumpulkan dalam tugas dan disematkan di LMS. Pembelajaran semakin mantap setelah sampai pada pembelajaran 6 Elaborasi Pemahaman yang disampaikan oleh Instruktur Dr. Ameliasari Tauresia kesuma, SE., M. Pd.. Kemudian dilanjutkan pada Pembelajaran 7 Koneksi Antar Materi sebagai Kesimpulan, dan Pembelajaran 8 terakhir yaitu Aksi Nyata.
Nah kenapa Pembelajaran 8 Aksi Nyata ini harus dilaksanakan, karena sebagai bukti nyata bahwa selama pembelajaran ini betul-betul ada hasil dan manfaatnya bukan hanya bagi CGP, tetapi bermanfaat juga bagi murid, institusi pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara. Â
Selanjutnya pada tahap examination, yaitu: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini berjalan kurang lancar dan tepat waktu, dikarenakan belum tepat menemukan teman/parner dalam melaksanakan praktik coaching, disamping kendala jaringan yang kurang bersahabat. Tapi alhamdulillah hakekat pembelajaran coaching sangat bermakna bagi saya lebih-lebih dengan teman-teman saya yang melaksanakan praktik latihan. Suatu pengalaman sangat bermanfaat bagi masa depan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Pengalaman yang luar biasa saya alami setelah menerima materi, merencanakan aksi, kemudian melaksanakan praktik coaching, dan selanjut direfleksi. Dimana refleksinya, walaupun terkesan seperti sandiwara, tetapi betul-betul akan diterapkan dalam dunia nyata pendidikan di sekolah.Â
Tahap terakhir dari model ini adalah articulation of learning, yaitu menjelaskan hal yang telah dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.Â
TIRTA (Tujuan)