Mohon tunggu...
irwas abdullah
irwas abdullah Mohon Tunggu... Guru - Guru Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

Saya seorang guru, disamping itu juga saya sering mengisi acara pengajian dan berceramah di majelis-majelis ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Jurnal Dwimingguan Modul 2.3 Coaching

13 Oktober 2022   19:29 Diperbarui: 13 Oktober 2022   19:58 2278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

6. Bagaimana hasil kegiatan tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas akan dirangkum dalam suatu deskripsi berikut ini:

Sejak pembelajaran melalui Learning Manajemen System (LMS) bagi Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-5 Kabupaten Gowa, dengan pembelajaran menggunakan siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata.

Selanjutnya materi-materi yang diperoleh dari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran 1 Dimulai dari Diri membahas mengenai Konsep Coaching di sekolah, dengan menanggapi kasus-kasus yang terjadi di LMS. Pada tahap pembelajaran 2 Eksplorasi Konsep Coaching dalam dunia Pendidikan, menguarai tentang pengertian Coaching. Salah satu pengertiannya adalah “sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)“.

Coaching dalam Konteks Sekolah, menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.

Menurut International Coach Federation (ICF) Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. keterampilan membangun dasar proses coaching yaitu; keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Pada tahap ini juga masih mengupas Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan. Kompetensi inti coaching masih menurut ICF adalah 1) Kehadiran Penuh (presense) 2) Mendengarkan Aktif, dan 3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot.

Pada pembelajaran ini, telah dibahas komunikasi yang memberdayakan, ada empat 4 unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan: 1) Hubungan saling mempercayai, 2) Menggunakan data yang benar, 3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi, 4) Rencana tindak lanjut atau aksi. Pada bagian ini ada empat aspek berkomunikasi yang perlu dipahami oleh coach untuk mendukung praktik Coaching, yaitu; komunikasi asertif, pendengar aktif, bertanya efektif dan umpan balik positif.

Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Ada Ada beberapa tips untuk menyelaskan hubungan antara coach dengan coachee, yaitu menyamakan kata kunci, menyamakan bahasa tubuh, dan menyelarskan emosi.

Menjadi pendengar aktif dalam praktik coaching, seorang choach harus memiliki 5 teknik mendengar aktif, yaitu: 1) Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara 2) Tunjukan bahwa kita mendengar; 3) Menanggapi perasaan dengan tepat; 4) Parafrase; dan 5) Bertanya.

Pada tahap pembelajaran selanjut pada LMS yaitu terjadi Eksplorasi Konsep dalam forum diskusi; dalam hal ini membincangkan mengenai Konsep Coaching, Komunikasi yang Memberdayakan, dan Model Coaching. Selanjutnya pada tahap pembelajaran 3 Ruang kolaborasi sesi latihan praktik coaching dengan menggunakan alur TIRTA. TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun