Mohon tunggu...
Irwanuddin H.I. Kulla
Irwanuddin H.I. Kulla Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Hobi: membaca, menulis, riset, diskusi,olah raga, traveling, menonton film dan mendengarkan murothal maupun musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Legislator Wanita dan Pemerhati Energi Indonesia, Kebijakan Elektrifikasi, Energi Baru Terbarukan dan Power Wheeling Bagi Indonesia

19 Juni 2024   14:22 Diperbarui: 19 Juni 2024   14:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Energi baru dan energi terbarukan menjadi topik yang semakin penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan ketahanan energi global. Ditengah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang terbatas, pemanasan global, dan dampak negatif lainnya terhadap lingkungan, negara-negara di seluruh dunia semakin memperhatikan sumber energi terbarukan sebagai solusi masa depan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan potensi sumber energi terbarukan yang melimpah, tidak terkecuali dari pergeseran ini.

Dalam rangka menghadirkan kerangka kebijakan dan regulasi yang tepat untuk memfasilitasi pertumbuhan sektor energi baru dan energi terbarukan, pemerintah Indonesia telah mengembangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan. Namun, dalam proses penyusunan RUU ini, muncul perdebatan yang signifikan terkait dengan konsep "Power Wheeling" yang mencakup transfer energi listrik dari produsen energi terbarukan ke konsumen melalui jaringan distribusi listrik.

Mencermati dan menyikapi kebijakan tersebut, salah satu Legislator Wanita Indonesia dan juga pemerhati energi, yakni Dr. Ir.  Andi Yuliani Paris, yang saat ini merupakan "Sang Legislator Wanita Energi dari Timur Indonesia", Anggota DPR RI Komisi VII ini, memberikan suatu analisis pandangan dan penjelasan menarik terkait kebijakan kelistrikan ataupun eletrifikasi yang terkait dengan Power Wheeling, bahwa terdapat "5 (lima) K" yang harus terpenuhi ataupun diperhatikan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia, antara lain:

Kecukupan, terkait dengan implementasi perencanaan kebutuhan listrik nasional, dimana harus memiliki rencana yang baik. Kecukupan dalam elektrifikasi merujuk pada sejauh mana kebutuhan energi listrik suatu area atau sistem dapat terpenuhi dengan memadai. Ini melibatkan penyediaan pasokan listrik yang cukup untuk memenuhi permintaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta memastikan akses yang luas kepada masyarakat dan sektor-sektor ekonomi yang berbeda. Berikut beberapa konsep kecukupan dalam elektrifikasi:

Kapasitas Energi

Kecukupan dalam elektrifikasi melibatkan kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam jumlah yang memadai. Ini mencakup pembangkit listrik, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, dan pembangkit listrik fosil, yang harus dapat menghasilkan listrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan.

Distribusi Listrik

Selain menghasilkan listrik, distribusi listrik juga sangat penting. Sistem distribusi yang efisien dan andal diperlukan untuk mengirimkan listrik dari sumber pembangkit ke tempat-tempat yang membutuhkan. Ini melibatkan jaringan kabel listrik, transformator, dan infrastruktur terkait lainnya.

Keandalan

Kecukupan dalam elektrifikasi juga melibatkan keandalan pasokan listrik. Pasokan listrik yang terus menerus dan minim gangguan adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengurangi pemadaman listrik dan meningkatkan sistem yang tangguh.

Akses Universal

Salah satu aspek penting dari kecukupan dalam elektrifikasi adalah memastikan akses universal ke listrik. Ini berarti bahwa semua penduduk, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau miskin, harus memiliki akses yang terjangkau dan dapat diandalkan ke pasokan listrik.

Keberlanjutan Lingkungan

Selain mencukupi kebutuhan saat ini, kecukupan dalam elektrifikasi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Meningkatnya fokus pada sumber energi bersih dan ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan energi biomassa, adalah bagian dari upaya untuk menjaga kecukupan energi dalam jangka panjang.

Pengembangan Infrastruktur

Meningkatkan kecukupan dalam elektrifikasi seringkali memerlukan investasi dalam infrastruktur energi. Ini termasuk pembangunan pembangkit listrik baru, perluasan jaringan distribusi, dan perbaikan dalam manajemen dan pemeliharaan sistem listrik.

Efisiensi Energi

Untuk mencapai kecukupan dalam elektrifikasi, penting untuk mempertimbangkan efisiensi energi. Mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik dapat membantu mengoptimalkan pasokan yang ada.

Kecukupan dalam elektrifikasi merupakan aspek penting dari perkembangan sosial dan ekonomi suatu negara atau wilayah. Ini dapat memengaruhi produktivitas, kualitas hidup, dan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, perencanaan yang baik, investasi yang tepat, dan inovasi dalam teknologi energi merupakan langkah-langkah kunci untuk mencapai kecukupan dalam elektrifikasi.

Keandalan, penting dan harus memanfaatkan digitalisasi dan smart technology. Mengacu pada pentingnya mengintegrasikan teknologi digital dan solusi cerdas (smart technology) dalam upaya untuk meningkatkan keandalan dalam penyediaan energi listrik. Berikut beberapa konsep digitalisasi dan smart technology yang berperan dalam meningkatkan keandalan elektrifikasi:

Monitoring Real-Time

Dengan memanfaatkan teknologi digital dan sensor yang terhubung ke jaringan listrik, operator sistem listrik dapat memantau keadaan jaringan secara real-time. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi masalah atau anomali dengan cepat, seperti lonjakan tegangan atau pemadaman lokal, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil dengan segera sebelum masalah tersebut berkembang menjadi pemadaman besar.

Prediksi dan Peringatan Dini

Teknologi digital juga memungkinkan penggunaan analisis data canggih dan kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi potensi gangguan atau masalah yang mungkin terjadi di jaringan listrik. Dengan adanya peringatan dini, operator sistem listrik dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menghindari pemadaman atau mengurangi dampaknya.

Otomatisasi Proses

Teknologi smart dapat digunakan untuk otomatisasi banyak aspek dalam sistem listrik, termasuk pengalihan daya secara otomatis untuk mengisolasi gangguan dan memulihkan pasokan listrik dengan cepat. Hal ini membantu dalam mengurangi durasi pemadaman dan meningkatkan keandalan pasokan listrik.

Distribusi Daya yang Pintar (Smart Grid)

Konsep smart grid melibatkan integrasi teknologi digital dalam jaringan listrik, termasuk penggunaan sensor, meteran pintar, dan sistem komunikasi yang canggih. Smart grid memungkinkan pengoptimalan pasokan listrik secara dinamis, pengelolaan beban yang lebih baik, dan deteksi lebih cepat terhadap gangguan. Ini meningkatkan efisiensi dan keandalan jaringan.

Manajemen Permintaan

Teknologi digital juga digunakan untuk manajemen permintaan energi, yang dapat mengurangi beban jaringan pada puncak permintaan. Ini membantu mencegah pemadaman yang disebabkan oleh kelebihan beban dan memastikan pasokan listrik yang stabil.

Perbaikan Perawatan Preventif

Dengan data yang dikumpulkan secara terus-menerus dari peralatan listrik, seperti transformator dan jaringan distribusi, perawatan preventif dapat dijadwalkan dengan lebih baik. Ini mengurangi risiko kegagalan peralatan yang dapat menyebabkan pemadaman.

Manajemen Krisis

Ketika terjadi bencana alam atau kejadian luar biasa lainnya, teknologi digital memungkinkan operator sistem listrik untuk merespons dengan lebih cepat dan efisien. Mereka dapat memantau situasi secara real-time, mengoordinasikan pemulihan pasokan listrik, dan berkomunikasi dengan pelanggan lebih baik.

Pemanfaatan digitalisasi dan smart technology adalah langkah penting dalam meningkatkan keandalan dalam elektrifikasi. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi pemadaman listrik, tetapi juga memungkinkan penyedia energi untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, dan berkontribusi pada sistem energi yang lebih berkelanjutan.

Keberlanjutan, penggunaan EB-ET, termasuk pada pembangkit listrik diharapkan tidak hanya pada waktu tertentu, tetapi kontinuitas. Konsep keberlanjutan dalam konteks elektrifikasi berkaitan erat dengan penggunaan energi baru dan terbarukan, serta fokus pada aspek kontinuitas atau ketersediaan energi sepanjang waktu. Dalam konteks ini, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperjelas:

Energi Baru dan Terbarukan (EBT)

Energi baru dan terbarukan merujuk kepada sumber energi yang tidak terbatas secara alami dan dapat diperbaharui. Contoh EBT meliputi energi matahari, angin, air, dan biomassa. Keberlanjutan dalam elektrifikasi berarti berusaha untuk lebih mengandalkan sumber-sumber energi ini daripada energi fosil yang terbatas dan berkontribusi pada perubahan iklim.

Kontinuitas Energi

Konsep kontinuitas dalam konteks ini mengacu pada kemampuan sistem energi untuk menyediakan daya listrik secara konsisten dan andal, sepanjang waktu. Ini sangat penting karena keberlanjutan energi berarti tidak hanya memproduksi listrik dari sumber-sumber EBT, tetapi juga memastikan bahwa pasokan listrik tersebut tersedia secara terus-menerus, tidak tergantung pada cuaca atau faktor-faktor eksternal lainnya.

Pembangkit Listrik Terbarukan yang Terus-Menerus

Untuk mencapai keberlanjutan dalam elektrifikasi, penting untuk mengembangkan dan menggunakan pembangkit listrik terbarukan yang dapat beroperasi sepanjang waktu. Beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mencapai ini meliputi:

Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan Penyimpanan Energi

Instalasi panel surya yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi seperti baterai untuk menyimpan energi yang dihasilkan pada siang hari dan menggunakannya pada malam hari.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang Terus-Menerus

Pemanfaatan kawasan angin yang konsisten untuk pembangkit listrik angin yang dapat menghasilkan listrik secara terus-menerus.

Pembangkit Listrik Tenaga Air: Pembangkit listrik tenaga air, seperti pembangkit hidroelektrik, dapat menghasilkan listrik sepanjang waktu, asalkan pasokan air yang cukup tersedia.

Diversifikasi Sumber Energi

Dalam mencapai keberlanjutan dalam elektrifikasi, penting untuk mengadopsi pendekatan yang menggabungkan beberapa sumber energi EBT yang berbeda. Diversifikasi ini dapat membantu mengurangi risiko kegagalan pasokan energi dan memastikan ketersediaan energi yang konstan.

Efisiensi Energi

Upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dalam penggunaan listrik juga merupakan bagian penting dari konsep keberlanjutan. Ini termasuk penggunaan peralatan yang lebih efisien dan pengurangan pemborosan energi.

Grid Listrik yang Terintegrasi

Sistem kelistrikan yang terintegrasi dengan infrastruktur yang canggih, termasuk jaringan listrik cerdas dan sistem manajemen energi, dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi dan menjaga kontinuitas pasokan energi.

Dengan menggabungkan semua elemen ini, konsep keberlanjutan dalam elektrifikasi bertujuan untuk menciptakan sistem energi yang ramah lingkungan, andal, dan mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat secara berkelanjutan sepanjang waktu, tanpa bergantung pada bahan bakar fosil yang berbahaya bagi lingkungan.

Keterjangkauan, dimana bukan hanya fokus pada penyediaanya, tetapi juga harus memperhatikan keterjangkauan harganya oleh masyarakat. Elektrifikasi atau kelistrikan adalah proses menyediakan akses listrik kepada masyarakat, bisnis, dan industri. Keterjangkauan dalam konteks elektrifikasi mencakup dua aspek penting:

Penyediaan Akses Listrik:

Penyediaan akses listrik adalah langkah pertama dalam mencapai keterjangkauan kelistrikan. Ini melibatkan upaya untuk memperluas jaringan listrik dan memastikan bahwa wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh listrik dapat terhubung ke jaringan listrik.

Proses ini sering melibatkan pembangunan infrastruktur seperti pembangkit listrik, saluran listrik, gardu distribusi, dan kabel listrik. Infrastruktur ini harus ditempatkan dan dirawat dengan baik untuk memastikan bahwa listrik dapat diberikan kepada semua orang, termasuk masyarakat pedesaan dan daerah terpencil.

Keterjangkauan Harga:

Keterjangkauan harga adalah aspek yang sama pentingnya. Tidak hanya cukup menyediakan akses listrik, tetapi harga listrik juga harus terjangkau bagi masyarakat.

Harga listrik yang terlalu tinggi dapat menjadi hambatan serius bagi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi kebijakan harga yang adil dan layanan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menjaga keterjangkauan harga listrik termasuk subsidi untuk pelanggan berpendapatan rendah, program tarif berjenjang, dan insentif untuk penggunaan listrik yang efisien.

Selain itu, untuk memahami keterjangkauan kelistrikan dengan lebih baik, berikut adalah beberapa hal tambahan yang perlu diperhatikan:

Inklusivitas Sosial

Keterjangkauan listrik harus mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di pedesaan atau daerah terpencil, serta kelompok berpendapatan rendah.

Efisiensi Energi

Upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik. Pelanggan harus didorong untuk mengadopsi teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan energi.

Sumber Energi Bersih

Semakin banyak negara yang berusaha untuk beralih ke sumber energi bersih dan berkelanjutan, seperti energi surya atau angin. Hal ini dapat membantu menjaga harga listrik tetap terjangkau sambil mengurangi dampak lingkungan.

Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran kunci dalam memastikan keterjangkauan kelistrikan. Mereka dapat mengatur kebijakan harga, memberikan insentif untuk investasi di sektor energi, dan mengawasi penyediaan akses listrik yang merata.

Partnership Public-Privat

Kerjasama antara sektor publik dan swasta dapat membantu mempercepat pembangunan infrastruktur dan penyediaan akses listrik yang terjangkau.

Dalam rangka mencapai keterjangkauan kelistrikan, perlu ada komitmen bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri energi, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa listrik tersedia dan terjangkau bagi semua orang, sambil memperhatikan aspek sosial dan lingkungan yang relevan.

 Keadilan, memenuhi penyediaan kebutuhan listrik disetiap rumah diseluruh wilayah di Indonesia. Mengingat seperti daerah Wajo masih terdapat sekitar 800 rumah yang belum memiliki listrik. Elektrifikasi adalah proses atau upaya untuk menyediakan akses listrik yang merata dan terjangkau keseluruh wilayah atau suatu daerah. Mengingat seperti daerah Wajo masih terdapat sekitar 800 rumah yang belum memiliki listrik, mengindikasikan bahwa ada kebutuhan yang belum terpenuhi dalam hal elektrifikasi di daerah Wajo dan mungkin di berbagai wilayah lain di Indonesia. Penjelasan konsep keadilan yang terkait elektrifikasi adalah sebagai berikut:

Keadilan Energi

Konsep ini mengacu pada pentingnya memberikan akses yang adil dan setara terhadap sumber energi kepada seluruh penduduk. Dalam konteks ini, ini berarti bahwa setiap rumah atau komunitas, termasuk yang berada di daerah terpencil atau pedesaan seperti Wajo, seharusnya memiliki akses yang setara dalam pasokan listrik.

Penyediaan Kebutuhan Listrik

Elektrifikasi adalah bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik penduduk. Listrik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pencahayaan, memasak, pemanasan, dan mengoperasikan berbagai perangkat elektronik. Oleh karena itu, menyediakan listrik kesetiap rumah adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk.

Ketidaksetaraan dalam Akses Listrik

Pernyataan tersebut menyoroti ketidaksetaraan dalam akses listrik di Indonesia, khususnya di daerah Wajo. Ketidaksetaraan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterpencilan geografis, keterbatasan infrastruktur, atau kendala finansial. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu melakukan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dengan memastikan bahwa seluruh rumah diseluruh wilayah Indonesia memiliki akses yang setara terhadap listrik.

Program Elektrifikasi

Untuk mengatasi ketidaksetaraan akses listrik, banyak negara, termasuk Indonesia, telah meluncurkan program-program elektrifikasi. Ini termasuk pembangunan infrastruktur listrik, seperti pembangunan jaringan distribusi listrik, pembangkit listrik, dan penyaluran listrik ke daerah-daerah yang belum terjangkau. Program ini juga dapat mencakup subsidi atau insentif untuk memastikan listrik tetap terjangkau bagi masyarakat yang kurang mampu.

Pengembangan Energi Terbarukan

Seiring dengan upaya untuk elektrifikasi, ada juga peningkatan kesadaran akan pentingnya menggunakan sumber energi yang berkelanjutan. Ini mencakup pengembangan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroelektrik untuk menyediakan listrik, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional.

Pada akhirnya, elektrifikasi adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup penduduk tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya untuk mencapai keadilan dalam penyediaan listrik kepada setiap rumah diseluruh wilayah Indonesia adalah langkah yang sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun