Kedua, bahaya cyberbullying yang sering mengintai dan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental para pelajar. Mereka gampang cemas dan bahkan depresi.
Selain itu, pelajar sering menjadi target penipuan online atau predator siber jika tidak berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi.
Ketiga, para pelajar banyak yang tergoda menonton konten bermuatan kekerasan dan pornografi, yang pada gilirannya membuat tingkat kejahatan di kalangan remaja mengalami peningkatan.
Keempat, bagi remaja yang aktif main media sosial, akan ada tekanan untuk selalu tampil sempurna dan mendapatkan banyak “likes” dan “followers”. Ini dapat menjadi beban psikologis yang berat bagi pelajar.
Dalam menghadapi berbagai dampak positif dan dampak negatif media sosial di atas, penting bagi remaja untuk lebih banyak belajar dalam mengelola waktu dan menggunakan media sosial secara bijak.
Orang tua dan guru juga berperan penting dalam memberikan edukasi tentang penggunaan internet yang aman dan sehat. Masalahnya, tak banyak orang tua yang mampu mengedukasi.
Oleh karena itu, kembali kepada kebijakan yang dilakukan oleh Australia, kita akan lihat apakah akan ditiru oleh Indonesia?
Jika melihat para remaja yang makin banyak terpengaruh sisi negatif media sosial, pemerintah Indonesia perlu meniru langkah Australia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H