Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hambalang Retreat, Geopolitik dan Wawasan Nusantara

21 Oktober 2024   08:10 Diperbarui: 21 Oktober 2024   08:28 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama pada acara Hambalang Retreat|dok. jpnn.com

Ada yang menarik dan mungkin baru pertama kali terjadi di negara kita dalam soal pembentukan kabinet baru di pemerintahan, yakni diberikannya pembekalan khusus bagi calon menteri dan wakil menteri.

Setelah tokoh-tokoh yang dipilih oleh presiden terpilih Prabowo Subianto dipanggil ke rumah beliau di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, semuanya dikumpulkan selama 2 hari di Hambalang, yang juga menjadi homebase Prabowo.

Karena itulah, program semacam orientasi dan sekaligus ajang saling mengenal sesama calon menteri dan wakil menteri itu, diberi tajuk "Hambalang Retreat".

Sebetulnya, program orientasi menjadi hal yang biasa dilakukan perusahaan besar ketika menerima pekerja baru yang direkrut secara khusus, yang dipersiapkan untuk masuk jajaran pimpinan perusahaan.

Program seperti itu disebut dengan management trainee atau officer development program, yang bisa berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu, dan diawali dengan program outbound.

Sedangkan pada Hambalang Retreat tidak diberitakan adanya program outbound. Namun, Hambalang Retreat padat dengan pengarahan dari Prabowo dan pemaparan materi, termasuk dari pakar asing.

Selain itu,  Hambalang Retreat sekaligus menjadi ajang saling mengenal. Hal ini tak kalah penting, mengingat gemuknya kabinet yang dibangun Prabowo. 

Tentu, agar bisa berkolaborasi dengan baik dan kompak memegang teguh visi misi yang ditetapkan presiden, dimulai dari saling mengenal.

Tapi, yang juga sangat penting adalah materi yang bernilai  strategis yang dibahas pada program Hambalang Retreat. Salah satu materi dimaksud berkaitan dengan geopolitik, seperti ditulis oleh tempo.co (18/10/2024).

Geopolitik merupakan konsep yang berasal dari kata "geo" yang berarti bumi, dan "politik," yang mencerminkan strategi dan kebijakan pemerintahan. 

Secara fundamental, konsep ini digunakan untuk menyusun kebijakan politik dengan mempertimbangkan letak geografis suatu negara, tentu juga mempertimbangkan isu-isu global.

Posisi Indonesia sangat strategis, terletak di antara dua benua dan dua samudra, menjadi dasar terbentuknya konsep geopolitik nasional yang dikenal sebagai Wawasan Nusantara.

Di masa Orde Baru, Presiden Soeharto bersama jajaran Kementerian Pertahanan sering melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan konsep Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara ketika itu memberikan penekanan pada Indonesia sebagai kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan (biasa disingkat dengan ipoleksosbudhankam).

Makanya, konsep ini tidak hanya berfungsi sebagai pedoman dalam konteks hubungan internasional, tetapi juga memperkuat persatuan dan kedaulatan di dalam negeri.

Barangkali dengan latar belakang bidang pertahanan dan keamanan yang sangat dikuasai Prabowo, beliau mentransfer ilmunya kepada semua anggota kabinet baru.

Merujuk pada laman Universitas Negeri Yogyakarta, Wawasan Nusantara memiliki beberapa landasan penting, yakni sebagai berikut.

Pertama, Indonesia diakui sebagai negara kepulauan berdasarkan peraturan resmi dari Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Kedua, letak Indonesia yang strategis, berada di persimpangan dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Hindia dan Pasifik), memberikan dasar untuk menyebut wilayah ini sebagai Nusantara.

Perlu diketahui, Wawasan Nusantara bukan sekadar terkait posisi geografis Indonesia. Tapi, juga pandangan dan sikap bangsa terhadap keberagaman di negara kita dalam banyak hal. 

Dengan demikian, kesadaran kolektif dalam memandang Indonesia sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial, dan budaya, tetap dengan menghargai komponen bangsa yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa ibu, budaya dan adat istiadat.

Selain itu, posisi Indonesia yang dilalui bentangan garis khatulistiwa dan dilintasi oleh Geostationary Orbit (GSO), semakin memperkuat dimensi strategis dalam geopolitiknya. 

Faktor-faktor itulah yang membuat Wawasan Nusantara tidak hanya penting dalam menjaga kesatuan wilayah, tetapi juga relevan dalam konteks hubungan internasional dan keamanan regional.

Jelaslah, geopolitik tidak semata berkaitan dengan dampak geografis terhadap politik, tetapi juga melibatkan pengetahuan, wawasan, dan strategi dalam merumuskan kebijakan politik luar negeri. 

Kebijakan tersebut dengan menggabungkan faktor geografis dan kearifan lokal, yang berikutnya digunakan untuk menentukan program-program politik yang efektif dan relevan dengan kondisi wilayah dan masyarakat Indonesia.

Konsep Wawasan Nusantara ini juga sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, dengan tujuan utama untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam seluruh aspek kehidupan nasional. 

Bukan itu saja, konsep ini juga menekankan peran Indonesia dalam menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan nasional.

Transisi pemerintahan yang berjalan sangat mulus (yang termulus sepanjang sejarah), memberikan keleluasaan bagi presiden terpilih untuk menyampaikan visi misinya bagi semua pembantu presiden.

Bahkan, dengan masa transisi yang panjang, Prabowo (meskipun atas nama Menteri Pertahanan RI) sempat melakukan perjalanan ke sejumlah negara besar dan juga negara tetangga.

Tampaknya, pemahaman yang baik tentang geopolitik akan memudahkan kabinet baru untuk merumuskan strategi yang efektif dalam menghadapi isu-isu yang berkaitan dengan keamanan, ekonomi, dan diplomasi.

Oleh karena itu, pada pembekalan tersebut, para calon menteri diberikan pemahaman mengenai tantangan-tantangan geopolitik yang berkembang, termasuk disrupsi teknologi, konflik antarnegara, serta ketidakpastian ekonomi global. 

Pembekalan dengan tema geopolitik ini mencakup kajian peristiwa global seperti konflik internasional dan krisis energi, yang dapat memengaruhi kebijakan domestik Indonesia. 

Terima kasih pada Joko Widodo atas kepemimpinannya selama 10 tahun. Apa yang baik dari peninggalan Jokowi pasti akan dilanjutkan oleh Prabowo. 

Sedangkan yang belum baik, kita harapkan untuk segera diperbaiki atau dikoreksi oleh Prabowo dan jajarannya.

Selamat bekerja Prabowo-Gibran. Selamat bekerja kabinet baru. Semoga masyarakat Indonesia semakin maju, sehat dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun