Tempat berbelanja biji kopi dengan kualitas bagus telah disurvei Emon. Ia pun setelah membeli peralatan, mulai latihan membuat berbagai varian kopi.
Alhamdulillah, ada pula temannya yang berpengalan mendesain ruangan, bersedia membantu menata ruang yang akan menjadi tempat Emon berjualan.
Nama kedai kopinya "Starmoon", mungkin ada kaitannya dengan nama Emon sebagai pemilik sekaligus pengelolanya.Â
Papan nama dipasang di depan kedai yang lumayan eye catching. Pada malam hari, neon sign serta tata lampunya cukup menarik.
Akhirnya, warung kopi Starmoon resmi dibuka. Teman-teman Emon dan teman-teman Juned yang sebelumnya telah diinfokan via media sosial, pada berdatangan.
Entah basa basi atau memang sebenarnya, komentar teman-teman yang datang sangat positif. Demikian pula beberapa famili yang sempat datang, juga mengaku puas.Â
Jam buka kedai kopi itu sejak pukul 15.00 hingga pukul 24.00. Tapi jika tamu masih ngobrol sambil ngopi di jam yang seharusnya sudah tutup, kedai tetap buka. Artinya, kedai buka sampai sekuatnya tamu untuk ngopi.Â
Dua bulan pertama semua berjalan sesuai yang diharapkan Emon. Ketika sore hari, lumayan ramai anak-anak dan remaja yang datang, biasanya membeli milkshake.Â
Setelah pukul 19.00, giliran tamu dewasa dan setengah baya mulai datang. Biasanya para tamu datang berdua atau berombongan sekitar 4-6 orang. Mereka asyik ngobrol sambil ngopi.Â
Emon yang orangnya memang senang ngobrol akan menemani tamunya yang datang sendiri. Topik apa saja cukup dikuasai Emon, mulai dari politik, agama, gosip artis, sampai sepak bola.Â
Banyak pula tamu yang memilih sibuk sendiri memainkan game via hape mereka, atau menikmati alunan musik yang diputar Emon.Â