Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pilu, Pengantar Makanan Meninggal Kelaparan di Medan

15 Agustus 2024   06:41 Diperbarui: 15 Agustus 2024   06:44 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada orang yang berbaik hati membagi-bagikan makanan kepada pengemudi ojek daring yang melalui jalan raya di lokasi pembagian.

Tak sedikit pula kedai makan yang membuat program "Jumat Berkah", yang menggratiskan pelanggannya ketika makan di hari Jumat.

Demikian pula di masjid-masjid, ada saja jemaah yang menyumbang makanan yang nantinya diambil oleh jemaah yang baru selesai melaksanakan salat Jumat.

Tapi, semuanya bersifat spontan dan belum tentu tepat sasaran. Yang dapat makanan bisa saja orang yang sebetulnya mampu membeli makanan.

Di lain pihak, orang yang betul-betul kelaparan tidak tahu atau tidak punya akses untuk mendapat bagian dari program "indahnya berbagi".

Namanya juga program spontan, tentu keberlanjutannya belum pasti. Lagi pula, mungkin juga ada niat pencitraan atau ingin viral, yang ikut membonceng program amal itu.

Kenali Tetangga dan Peran Ketua RT

Karena kita tak bisa berharap terlalu tinggi pada program spontan di atas, diperlukan upaya yang terencana dan dilaksanakan secara konsisten.

Program bantuan sosial dari pemerintah, pasti sudah terencana. Tapi, ini saja tidak cukup. Mereka yang sangat membutuhkan bantuan namun belum masuk database pemerintah, rasanya masih banyak.

Maka, kepada mereka yang tinggal di kota-kota besar, tak bisa lain, mari masing-masing kita punya inisiatif untuk membantu orang yang kurang mampu.

Hal itu dilakukan sekarang juga dan bisa dimulai dari yang kecil. Maksudnya, mulai dari orang terdekat kita, termasuk pula bila ada kerabat kita yang kehidupannya lagi terpuruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun