Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dari 275 Juta Penduduk "Cuma" Dapat 2 Medali Emas Olimpiade

14 Agustus 2024   08:46 Diperbarui: 14 Agustus 2024   09:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Juniansyah (tengah) meraih medali emas|dok. ANTARA FOTO, dimuat Kompas.com

Pesta olahraga terbesar di dunia baru saja usai. Ya, Olimpiade Paris telah ditutup dengan serangkaian acara yang meriah pada Minggu malam (11/8/2024).

Alhamdulillah, Indonesia berhasil mendapatkan dua medali emas dan satu medali perunggu. Peraih emas adalah atlet panjang tebing Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi Rizky Juniansyah.

Cabang unggulan Indoensia, yakni bulu tangkis, gagal mempersembahkan emas. Namun, pemain tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung berhasil menyabet medali perunggu.

Beruntung, ketika makin suramnya harapan mempertahankan tradisi emas (selalu mendapatkan medali emas sejak Olimpiade 1992), Veddriq dan Rizky dengan gemilang muncul jadi penyelamat.

Pencapaian Indonesia itu tampaknya membuat negara tetangga kita "cemburu". Malaysia hanya memperoleh dua medali perunggu dari cabang bulu tangkis.

Sudah nasib dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia, bersahabat dekat dan sekaligus juga jadi musuh bebuyutan dalam berbagai bidang, terutama pada olahraga.

Saling sindir antar suporter sepak bola  Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia sudah biasa terjadi di media sosial. Tak jarang pakai kalimat hujatan yang kasar.

Sekarang, viral sindiran netizen Malaysia yang menyatakan dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya mampu dapat 2 medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Komentar yang sangat melecehkan Indonesia itu kontan diserbu oleh netizen Indonesia. Disebutkan bahwa sepanjang sejarah Olimpiade, Indonesia sudah mengoleksi 10 medali emas.

Lalu, bagaimana dengan Malaysia? Nol besar. Ya, sepanjang sejarah Olimpiade, kontingen Malaysia belum sekalipun mampu memperoleh medali emas. Hanya perak dan perunggu saja.

Tapi, terlepas dari komentar saling sindir itu, secara objektif ada 4 kelompok negara peserta Olimpiade, bila diamati prestasi olahraganya yang dikaitkan dengan jumlah penduduk.

Untuk gampangnya, negara dengan penduduk di atas 50 juta dianggap sebagai negara yang banyak penduduk.

Adapun untuk perolehan medali, negara yang memperoleh minimal 5 medali emas dianggap sebagai negara yang berprestasi.

Daftar perolehan medali Olimpiade Paris dijadikan sebagai indikator prestasi olahraga, meskipun bila ingin data yang lebih baik, tentu diambil dari beberapa kali Olimpiade. Ini dia 4 kelompok dimaksud.

Pertama, negara-negara yang berpenduduk banyak dan sarat prestasi. Contohnya, China, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Inggris, dan Jerman.

Kedua, negara-negara yang relatif sedikit penduduknya, namun prestasi olahraganya bagus, seperti Australia, Selandian Baru, Kanada, dan Hungaria.

Ketiga, kelompok negara yang padat penduduk, namun prestasi olahragannya minim. Ambil misal India, yang mengambil alih posisi China sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia.

India tak mendapat medali emas di Paris. Pakistan, Bangladesh, dan Nigeria adalah contoh lainnya yang satu kelompok.

Dengan segala hormat, meskipun Indonesia lebih baik dari India (karena dapat dua medali emas), terpaksa dimasukkan ke kelompok ketiga ini. 

Demikian pula tetangga di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina. Maksudnya, ada banyak teman senasib Indonesia

Keempat, negara sedikit penduduk yang juga sedikit prestasi olahraga. Misalnya, Brunei, Singapura, dan Timor Leste. Malaysia dengan penduduk tak sampai 30 juta orang, masuk kelompok ini.

Pengelompokkan di atas sebetulnya analisa main-main saja. Yang pasti, pada setiap Olimpiade selama ini, Indonesia selalu unggul atas Malaysia.

Tulisan ini bermaksud untuk menyampaikan bahwa sebetulnya tidak begitu relevan menghubungkan prestasi olahraga dengan jumlah penduduk.

Faktor pembinaan sejak usia dini yang konsisten hingga dewasa, faktor infrastruktur, dan faktor kapasitas pelatih, adalah beberapa hal yang mutlak diperlukan.

Masih banyak yang perlu dibenahi di negara kita, tapi itu tidak mengurangi kebanggaan kita, dua emas Olimpiade di atas sungguh berharga. Dan ini tak perlu dikaitkan dengan jumlah penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun