Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Diversifikasi Bisnis atau Fokus di Satu Produk?

25 Juni 2024   06:21 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:29 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. bigevo.com

Kalau melihat sepak terjang perusahaan besar atau biasa disebut sebagai korporasi, merupakan hal biasa jika jenis usahanya sangat banyak.

Secara struktural, grup usaha besar itu terdiri dari holding company (induk perusahaan) dengan banyak anak perusahaan, dan bahkan cucu perusahaan.

Jangan heran bila satu grup usaha merambah ke berbagai bidang, yang jauh kaitannya dari bidang usaha awalnya. 

Katakanlah di Indonesia ada nama Grup Astra. Awalnya bergerak di bidang perakitan dan penjualan kendaraan bermotor yang didirikan pada tahun 1957.

Tapi, grup tersebut kemudian mengembangkan bisnisnya pada bidang perkebunan, pertambangan, properti, jasa keuangan, dan sebagainya.

Baik, tulisan ini tak akan melanjutkan pembahasan tentang bisnis perusahaan raksasa atau konglomerasi itu.

Fokus tulisan ini ditujukan pada pengembangan usaha kecil. Jika pelaku usaha kecil ingin mengembangkan sayapnya, meskipun tetap dalam skala kecil, tentu sah-sah saja.

Maksudnya, seorang pelaku usaha yang dibantu oleh beberapa pekerja, bisa saja punya satu jenis usaha yang dijual di beberapa tempat.

Atau, punya usaha di satu tempat tapi dengan produk yang dijual semakin lama semakin bertambah jenisnya.

Umpamanya, penjual Nasi Padang di sebuah warung kecil yang cukup ramai pelanggannya, setelah merasa berhasil, tentu berharap untuk lebih maju lagi.

Bisa jadi si pemilik warung Nasi Padang itu ingin dapat cuan yang lebih besar dan tidak cukup kalau hanya punya satu warung kecil saja.

Pertanyaannya, apakah pelaku usaha tadi sebaiknya membuka warung baru di lokasi lain, atau memperluas tempat usaha sekarang.

Pertanyaan berikutnya, apakah ia akan memperbanyak produk yang sama atau mulai berjualan barang lain.

Artinya, masalah diversifikasi produk atau fokus pada produk semula, serta apakah ingin area usaha yang menyebar atau terpusat di satu tempat, perlu pertimbangan yang matang.

Mana yang dipilih tergantung pada kemampuan atau kapasitas si pelaku usaha dengan orang-orang yang menjadi pekerjanya. Biasanya usaha kecil punya 1 hingga beberapa orang pekerja.

Jadi, sumber daya manusia yang berkarakter unggul jauh lebih penting dari soal ketersediaan dana. Jangan mentang-mentang ada uang, lalu merasa mudah saja mengembangkan usaha.

Faktor modal memang penting, tapi bukan yang paling penting. Manusia penggeraknya yang jadi faktor penentu, mampukah ia menghasilkan dan menjual produk yang memuaskan pelanggannya.

Untuk itu, ia perlu mengenal bagaimana peta persaingan atas produk yang dijualnya, apakah produknya lebih bagus mutunya, lebih miring harganya, dan lebih strategis lokasi berjualannya.

Tidak itu saja, ia juga harus mampu berpromosi, termasuk di media sosial, agar dikenal konsumen dan mampu memberikan pelayanan terbaik.

Nah, kembali ke contoh pelaku usaha Nasi Padang di atas, misalnya ada seorang temannya sesama perantau Minang di Jakarta yang mengajak membuka toko pakaian, sebaiknya diterima atau ditolak?

Kedai nasi dan toko pakaian jelas tidak berkaitan sama sekali, sehingga kalau ajakan itu diterima, si pedagang nasi perlu belajar seluk beluk menjual pakaian dari nol.

Berbeda misalnya dengan membuka kedai kopi, mungkin tidak harus belajar dari nol bagi seorang pedagang nasi. Tapi, yang paling logis adalah membuka "cabang" kedai nasi di lokasi lain.

Mereka yang mau melakukan diversifikasi bisnis perlu hati-hati agar tidak terjadi seperti kata pepatah: "mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan".

Atau, dalam bahasa Minang disebut: "saikua tabang, saikua lapeh" (seekor terbang, seekor lepas). Artinya, bisnis yang baru mengalami kegagalan, bisnis lama jadi berantakan.

Maka, fokus dan konsisten berbisnis di satu produk yang sudah on the right track, menjadi pilihan yang bagus. Jika diperbesar atau membuka outlet baru, tetap produknya sama.

Ingat, tak ada usaha yang langsung besar dan tidak ada cara instan. Jika sudah betul-betu kokoh dan punya sumber daya manusia yang bagus, baru melakukan diversifikasi bisnis secara bertahap.

Itupun diversifikasinya untuk produk yang masih saling berkaitan, seperti produk hulu-hilir dalam mata rantai bisnis. Atau, produk komplementer dan substitusi dari produk sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun