Bisa jadi si pemilik warung Nasi Padang itu ingin dapat cuan yang lebih besar dan tidak cukup kalau hanya punya satu warung kecil saja.
Pertanyaannya, apakah pelaku usaha tadi sebaiknya membuka warung baru di lokasi lain, atau memperluas tempat usaha sekarang.
Pertanyaan berikutnya, apakah ia akan memperbanyak produk yang sama atau mulai berjualan barang lain.
Artinya, masalah diversifikasi produk atau fokus pada produk semula, serta apakah ingin area usaha yang menyebar atau terpusat di satu tempat, perlu pertimbangan yang matang.
Mana yang dipilih tergantung pada kemampuan atau kapasitas si pelaku usaha dengan orang-orang yang menjadi pekerjanya. Biasanya usaha kecil punya 1 hingga beberapa orang pekerja.
Jadi, sumber daya manusia yang berkarakter unggul jauh lebih penting dari soal ketersediaan dana. Jangan mentang-mentang ada uang, lalu merasa mudah saja mengembangkan usaha.
Faktor modal memang penting, tapi bukan yang paling penting. Manusia penggeraknya yang jadi faktor penentu, mampukah ia menghasilkan dan menjual produk yang memuaskan pelanggannya.
Untuk itu, ia perlu mengenal bagaimana peta persaingan atas produk yang dijualnya, apakah produknya lebih bagus mutunya, lebih miring harganya, dan lebih strategis lokasi berjualannya.
Tidak itu saja, ia juga harus mampu berpromosi, termasuk di media sosial, agar dikenal konsumen dan mampu memberikan pelayanan terbaik.
Nah, kembali ke contoh pelaku usaha Nasi Padang di atas, misalnya ada seorang temannya sesama perantau Minang di Jakarta yang mengajak membuka toko pakaian, sebaiknya diterima atau ditolak?
Kedai nasi dan toko pakaian jelas tidak berkaitan sama sekali, sehingga kalau ajakan itu diterima, si pedagang nasi perlu belajar seluk beluk menjual pakaian dari nol.