Terkait isu yang beredar baru-baru ini, adalah berita tentang orang yang mengaku tabungannya hilang begitu saja, padahal ia tidak melakukan transaksi apa-apa.Â
Berita seperti itulah yang mendasari munculnya ajakan agar masyarakat ramai-ramai menarik tabungannya di bank, agar tidak menjadi korban kehilangan saldo tabungan.
Tapi, bila ditelusuri dari berita di media massa yang mengutip penjelasan pihak bank, kasus tersebut dinilai sebagai hoaks.Â
Contohnya, CNN Indonesia (26/4/2024) memuat tanggapan salah satu bank yang diisukan, yakni BRI. Menurut manajemen BRI, berita uang hilang di BRI merupakan informasi yang menyesatkan.
BRI akan mengambil tindakan hukum terhadap penyebar informasi hoaks yang viral di media sosial tersebut.
Lalu, ada juga berita di bank lain yang bukan hoaks seperti terjadi di BTN. Bank ini bahkan sampai didemo oleh beberapa nasabahnya di depan kantor pusat BTN.
Ternyata, menurut berita CNN Indonesia (8/5/2024), demo itu dilakukan mereka yang tertipu oleh oknum pekerja eks BTN. Pihak BTN siap untuk menempuh jalur hukum.
Tentu, hikmahnya agar nasabah harus berhati-hati dalam menyetor uang, harus melalui pembukuan resmi dalam sistem perbankan dan menyimpan bukti setoran yang sah.
Ada lagi berita tentang bank yang menutup beberapa kantor cabangnya, dan nasabah di kantor tersebut dipindahkan ke cabang lain terdekat. Relokasi kantor bank sebetulnya hal biasa.
Bagi bank yang punya ratusan kantor (kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, dan sebagainya), biasa saja kalau beberapa kantor di antaranya merugi.
Jika kantor cabang yang merugi itu setelah dievaluasi dinyatakan tidak prospektif, langkah penutupan kantor menjadi hal yang logis.