Kondisi rumah yang ramai seringkali membuat Kaluna terganggu dan tidak nyaman. Bahkan, ia beranggapan sebagai seorang anak yang menumpang di rumah orang tua.Â
Hampir seluruh kebutuhan rumah dipenuhi Kaluna sendiri tanpa bantuan kakak-kakaknya, padahal ia ingin menabung untuk membeli rumah.
Kalau saja Kaluna menjadi peserta Tapera, mungkin impiannya punya rumah lebih cepat terealisir.
Bagi mereka yang kontra dengan Tapera, mungkin karena mereka telah punya rumah atau sedang mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR).Â
Mereka juga takut, jangan-jangan Tapera jadi sumber korupsi baru, seperti yang pernah dialami dan membuat bangkrut perusahaan asuransi milik negara, Jiwasraya.
Ya, semoga Tapera bekerja dengan menerapkan tata kelola yang baik, yang memenuhi prinsip transparan, akuntabel, responsibel, independen, dan fairness.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H