Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Home Sweet Loan dan Pro Kontra Wajib Tapera

14 Oktober 2024   09:17 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:18 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. Freepik, dimuat bisnis.com

Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan, potongan Tapera bagi pekerja dengan gaji di atas UMR adalah 3 persen yang wajib dibayarkan pemberi kerja dan peserta. 

"Sesuai UU Nomor 4 tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat, kewajiban menjadi peserta hanya bagi pekerja atau pekerja mandiri, dengan penghasilan di atas upah minimum," kata Heru, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (4/10/2024).

Jadi, Tapera  merupakan penyimpanan yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu, yang hanya dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan, dan dikembalikan berikut hasil pemupukannya setelah kepesertaan berakhir.

Tapera dimaksudkan sebagai salah satu solusi yang diberikan pemerintah atas pembiayaan tempat tinggal bagi pekerja. Dengan kata lain, Tapera bisa ditafsirkan sebagai iuran yang dibayarkan peserta untuk membiayai perumahan.

Mengutip dari situs BP Tapera, tujuan Tapera ditulis untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan, dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau bagi peserta.

Meskipun mempunyai tujuan yang baik, kehadiran Tapera tetap menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, khususnya kaum pegawai. 

Pasalnya, dengan adanya potongan Tapera, para pekerja mengeluh karena tambahan jumlah potongan yang harus mereka tanggung. Padahal, seperti telah disinggung sebelumnya, potongan wajib lainnya sudah banyak.

Bagi mereka yang pro dengan potongan Tapera tentu hal ini baik-baik saja. Mereka berharap agar Tapera akan membantu mereka untuk punya rumah sendiri.

Bahwa bisa punya rumah sendiri itu bagi generasi muda terasa sulit, digambarkan dengan apik dalam film Home Sweet Loan, yang saat ini tengah tayang di banyak bioskop.

Film ini mengisahkan kehidupan seorang perempuan pekerja kantoran bernama Kaluna yang begitu mendambakan rumah impian. 

Ia merupakan anak bungsu yang tinggal bersama orang tua, dan di rumah itu pula tinggal keluarga kecil dari dua orang kakaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun