Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilema Kelas Menengah, Gaya Hidupnya Bisa Bikin Goyah

4 Maret 2024   06:48 Diperbarui: 4 Maret 2024   06:54 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. Thinkstockphotos.com, dimuat oleh Kompas.com

Tapi, kenyataannya tidak sesederhana itu. Soal gaya hidup yang cenderung mengikuti kelompok kelas atas, membuat kelas menengah ini relatif susah untuk untuk naik kelas.

Memang, setelah dipotong dengan cicilan pembelian rumah, cicilan pembelian mobil, dan membayar berbagai macam tagihan rutin, kelompok kelas menengah masih menyisakan dana di rekeningnya.

Namun, dana yang ada di tabungan tersebut kadang-kadang tidak mencukupi ketika terjadi pengeluaran non rutin, seperti membayar uang pangkal kuliah anaknya, adanya keluarga yang sakit kronis, dan sebagainya.

Bahkan, ceritanya bisa menjadi lebih susah bagi mereka yang berselera tinggi, yakni yang tergoda untuk punya rumah mewah dan mobil yang berkelas.

Apalagi, ditambah dengan hobi belanja barang branded, maka jelas dananya yang besar bisa ludes. Kalaupun dibeli secara kredit, cicilan bulanannya juga besar.

Jadi, seandainya penghasilan mereka naik karena mendapat promosi jabatan di kantornya, kenaikan itu seakan-akan amblas karena ditelan oleh peningkatan konsumsinya.

Nah, bagi kelas menengah yang masih setia dengan gaya hidup hemat, relatif bebas dari stres soal keuangan. Mereka hepi-hepi saja naik kendaraan umum yang tarifnya murah.

Mereka juga tidak gengsi berobat dengan memanfaatkan kartu BPJS, menyekolahkan anak di sekolah negeri biasa, bukan di sekolah eksklusif untuk anak orang kaya.

Jelaslah, goyah atau tidaknya kelas menengah dalam mengarungi kehidupan, lebih banyak tergantung pada gaya hidup yang dianutnya.

Namun, terlepas dari gaya hidup, harus diakui bahwa mereka yang dinilai orang lain sebagai warga kelas menengah, perlu punya dana khusus yang diniatkan untuk tujuan sosial.

Soalnya, mereka yang masuk kelas menengah sering jadi sasaran untuk dimintai sumbangan, mulai dari dana untuk acara RT hingga teman-teman lama satu angkatan sekolah yang mau reuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun