Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cantiknya Furnitur Daur Ulang Limbah Baliho Kampanye

27 Februari 2024   08:09 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:41 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas Gudskul Rekayasa dan Dicoba-coba (GudRnD) serta Stuffo mendaur ulang limbah atribut kampanye menjadi sejumlah barang pakai di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024). KOMPAS/ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY 

Daur ulang alat peraga kampanye | dok. ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Daur ulang alat peraga kampanye | dok. ANTARA/Luthfia Miranda Putri

Jika dianggap sebagai sampah dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga bukan langkah yang baik, karena bila ditimbun dan dibakar, sifatnya tidak terurai.

Seharusnya masing-masing parpol atau masing-masing caleg bertanggung jawab dengan APK yang dulu dipasangnya. Tapi, kenyataannya, banyak caleg yang membiarkannya.

Untung saja, ada beberapa kelompok pemuda yang punya inisiatif dan melakukan inovasi dengan menampung dan memanfaatkan APK untuk dibuat menjadi barang yang bermanfaat.

Contohnya, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, ada komunitas yang namanya agak panjang, yakni "Gudskul Rekayasa dan Dicoba-coba" yang disingkat dengan GudRnD.

Komunitas itu menghasilkan berbagai barang yang mampu menghasilkan cuan yang diolah dari sampah APK, menjadi meja, kursi, tas, dan papan.

Dari hasil beberapa kali uji coba, GudRnD berhasil menemukan formula untuk mengolah banner (salah satu jenis APK) menjadi berbagai barang jadi itu tadi.

Hasil olahan limbah tersebut ternyata lumayan banyak peminatnya. Penjualan dilakukan melalui marketplace, website, sejumlah toko, dan berdasarkan pemesanan.

Meja hasil daur ulang limpah APK di Medan | dok. IDN Times/Eko Agus Herianto
Meja hasil daur ulang limpah APK di Medan | dok. IDN Times/Eko Agus Herianto

Di Medan, ada pula "Workshop Ecofriendly Board" yang berlokasi di kawasan Belawan. Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Lingkungan Hidup menyuplai limbah APK ke workshop tersebut.

Di sana, sampah yang masuk akan dipanaskan pada suhu 300 derajat Celcius yang kemudian berubah bentuk menjadi cairan setelah keluar dari mesin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun