Aku pasti rela untuk melepasmu, walaupun ku tahu ku kan terluka
Jikalau semua berbeda, kau bukanlah orang yang kupuja
Tapi hatiku telah memilihmu, walau kau tak mungkin tinggalkannya
Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia
Walaupun kau tak kan pernah kumilki selamanya.
Perhatikan kalimat pada 2 baris terakhir yang menggambarkan kenekatan seorang wanita untuk memilih lelaki yang telah dimiliki wanita lain.
Selama ini, wanita seperti itu digambarkan dengan citra yang negatif dan sebutannya adalah perebut laki orang (pelakor). Nah, lagu itu seolah-olah menjadi suara hati pelakor.
Maka, para pelakor sesungguhnya di dunia nyata mungkin merasa terwakili dengan lirik lagu tersebut. Bahwa, jadi orang ketiga itu tak perlu malu-malu amat.
Tapi, ada yang kurang jelas dan memunculkan pertanyaan dari lagu itu, atau mungkin diserahkan pada penafsiran para penikmat lagunya.Â
Menjadi yang kedua itu, maksudnya dijadikan sebagai istri kedua dari seorang suami yang berpoligami (soal nikah siri atau resmi, itu soal lain), atau sekadar jadi wanita selingkuhan?
Dipandang dari sisi agama Islam, poligami dengan maksimal 4 istri, sesuatu yang sah-sah saja, sepanjang memenuhi syarat. Yang penting si suami bisa berlaku adil terhadap istri-istrinya.