Artinya, akan semakin besar ketimpangan antara kebutuhan pangan yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan pangan yang semakin menurun.
Lalu, apa langkah-langkah yang perlu diambil agar hal yang mengkhawatirkan itu tak terjadi? Seperti ditulis di atas, perlu terobosan, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun implementasinya.
Mengingat tahun depan akan terjadi pergantian presiden, dalam debat antar capres-cawapres, untuk topik regenerasi petani ini perlu dielaborasi lebih jauh.
Kita berharap betul-betul ada adu gagasan yang lebih rinci dan komprehensif, bukan kata-kata retorika, bukan pula konsep yang normatif.
Gagasan para capres tersebut perlu dicermati agar masyarakat bisa menjatuhkan pilihan kepada capres yang tegas keberpihakannya pada kesejahteraan petani dan nelayan.
Untuk suksesnya regenerasi petani, perlu membenahi pendidikan vokasi pertanian dan program wirausaha petani muda. Ini sekadar contoh yang perlu dijabarkan secara terinci.
Sekadar pembuka diskusi saja, masalah pendidikan perlu sekali dicari strategi yang jitu, karena selama ini justru orang yang terdidik seperti makin menjauh dari dunia pertanian.
Bahkan, sarjana pertanian itu sendiri sangat sedikit yang terjun sebagai praktisi di bidang pertanian.Â
Demikian pula orang tua yang petani, mengirim anaknya ke pendidikan tinggi dengan doa agar anaknya kelak sukses berkarier di suatu instansi atau perusahaan, jangan jadi petani lagi.
Maka, bila melalui program wirausaha petani muda, petani milenial, atau apapun namanya, mampu memberi contoh sukses, mudah-mudahan bisa menjadi magnet bagi anak muda lainnya.
Untuk itu, program petani muda itu perlu didukung dengan bantuan permodalan, juga ada pendamping di lapangan dalam jangka panjang.