Barangkali beberapa alasannya adalah seperti yang dipaparkan berikut ini.
Pertama, jarak antara ruang tunggu ke lokasi pesawat yang akan ditumpangi relatif jauh, masih perlu melalui garbarata atau bahkan bisa naik bus ke pintu pesawat.
Jadi, mereka yang berada di antrean paling depan merasa beruntung karena langkahnya terasa mulus tanpa penghalang, para "pesaing"-nya tertinggal di belakang.
Kedua, mereka berebut agar lebih dulu naik pesawat agar bisa menaruh barang di kabin bagasi yang berada tepat di atas tempat duduknya.
Bagi penumpang yang berada di antrean barisan belakang, berkemungkinan akan mengalami kesulitan menaruh barang di kabin, karena sudah dipenuhi barang penumpang lainnya.
Akhirnya, penumpang yang belakangan naik itu biasanya minta bantuan pramugari untuk mendapatkan tempat barang yang bisa jadi jauh dari nomor kursinya.
Tentu, sewaktu pesawat sudah mendarat di bandara tujuan, penumpang tersebut butuh waktu untuk mengambil barangnya.
Ketiga, ada ketidaknyamanan lain kalau saat antrean untuk boarding berada bukan di barisan depan.
Ketika penumpang yang lebih dahulu naik dan duduk di bagian depan lagi menaruh barang di kabin bagasi, langkah penumpang yang berada di belakangnya jadi terhenti.
Itulah yang menyebabkan biasanya petugas yang memeriksa boarding pass memanggil penumpang yang duduk dari baris tengah ke belakang yang naik pesawat terlebih dahulu.
Masalahnya, sering juga penumpang yang duduk di bagian depan ikut antre di depan dan tidak dihentikan langkahnya oleh petugas pemeriksa.