Kredit bank untuk suatu perusahaan, lazimnya digolongkan sebagai kredit produktif, baik dalam bentuk kredit modal kerja maupun kredit investasi.
Maksud kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk kegiatan usaha, seperti memproduksi suatu barang atau membeli suatu barang untuk dijual.
Adapun kredit modal kerja adalah kredit untuk operasional sehari-hari bagi pelaku usaha, contohnya untuk membeli bahan baku yang akan diolah, membayar upah tukang, biaya listrik, dan sebagainya.
Sedangkan kredit investasi adalah kredit untuk pendukung usaha yang penggunaannya berjangka panjang, seperti membangun pabrik, membeli mesin untuk memproduksi barang, dan lain-lain.Â
Pada dasarnya, kredit produktif itu sangat bermanfaat bila dilakukan secara tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat penggunaannya.
Nah, lawan dari kredit produktif adalah kredit konsumtif. Karena utang produktif itu baik, apakah kita bisa langsung mengatakan utang konsumtif itu tidak baik?
Utang konsumtif maksudnya adalah utang yang digunakan untuk membeli barang yang akan dikonsumsi atau digunakan sendiri oleh si pengutang.
Jadi, kalau utang produktif itu bersifat mengembangkan sesuatu, maka utang konsumtif sering dianggap menghabiskan sesuatu.
Membeli barang demi gengsi dengan cara berutang, termasuk juga untuk berwisata atau menggelar resepsi pernikahan yang mewah, contoh konsumtif yang menghabiskan tersebut.
Pengertian umum bahwa utang produktif itu mendatangkan keuntungan dan utang konsumtif itu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan keluarga, betul adanya.
Namun, kata-kata "bijak dalam berutang" tak bisa diartikan sebagai anjuran untuk mengambil utang produktif dan menghindari utang konsumtif.