Lagipula, Sate Padang biasanya bukan pakai kuah kacang, melainkan dari tepung beras yang diencerkan dengan kaldu sapi dan ditambah dengan rempah-rempah.
Di pasar-pasar di Sumbar, kalaupun ada penjual sate kacang, tapi terbilang langka. Hal ini berbeda dengan Sate Padang kuah encer kuning yang ada di mana-mana.
Memang, makanan lebaran yang dibuat saudara saya sudah berbeda jauh dengan era ibu saya masih ada.
Dari sekian banyak makanan buatan ibu saya (saya memanggilnya "Amak"), bagi saya yang istimewa justru makanan yang bersifat tambahan, yakni samba lado tanak.
Kenapa disebut makanan tambahan? Ya, seperti pemahaman orang lain pada umumnya, yang namanya sambal (orang Minang menyebutnya samba lado) hanya pelengkap.
Bukankah yang jadi makanan utama adalah opor ayam, rendang sapi, dendeng balado, gulai tunjang (kikil), dan yang "berat-berat" lainnya?
Namun, jangan remehkan fungsi samba lado. Meskipun pelengkap, tanpa samba lado, lauk ayam pun bisa terasa kurang nikmat.
Nah, di Sumbar ada berbagai jenis samba lado yang lazim tersedia, tidak hanya di rumah makan, tapi juga hampir di setiap rumah warga.
Contohnya adalah samba lado merah, samba lado hijau, samba lado uwok (dikukus di atas nasi), dan samba lado tanak.
Bagi saya pribadi, samba lado tanak bisa membuat saya makan batambuah (menambah nasi), karena ada unsur ketagihannya.
Jadi, bagi saya, samba lado tanak merupakan salah satu makanan yang dirindukan dari kampung halaman.