Lucky Hakim mundur, begitu berita yang muncul di media massa akhir-akhir ini. Lucky mundur dari jabatannya sebagai Wakil Bupati Indramayu, Jawa Barat.
Menurut Tribunnews.com (21/2/2023), Bupati Indramayu Nina Agustina merasa bersalah atas pengunduran diri wakilnya tersebut.
Nina memohon maaf kepada Lucky Hakim apabila tak merasa nyaman dengannya.
Terungkap juga bahwa ternyata Nina sudah sejak Februari atau Maret 2022 lalu tidak lagi berkomuniksi dengan Lucky. Artinya sudah 1 tahun ketidakharmonisan mereka makin terlihat nyata.
Sewaktu masih berkomunikasi, Nina sudah menanyakan apa keinginan Lucky. Maksudnya, tugas apa yang Lucky ingin pegang, sebagai wujud berbagi tugas antara bupati dan wakilnya.
Menurut Nina, ketika itu Lucky tidak mau menjawab apa keinginannya, sehingga Lucky tidak punya tugas yang jelas.Â
Lucky beberapa kali menyatakan bahwa ia tak punya ajudan, staf atau apapun. Sehingga, ketika Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ingin menghubungi, malah tidak berhasil.
Ridwan Kamil akhirnya bertemu dengan Lucky di Jakarta, Senin (20/2/2023) dan besoknya giliran Nina yang bertemu dengan gubernur yang sekarang jadi kader Golkar itu.
Sebetulnya, Ridwan Kamil ingin mereka berdua melakukan islah. Tapi, setelah bertemu keduanya secara terpisah, Ridwan berkesimpulan tak bisa lagi islah.
Dengan demikian, surat permohonan pengunduran diri Lucky Hakim akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
Perlu diketahui, Lucky sendiri berlatar belakang sebagai seorang artis. Putra asli Indramayu yang sekarang berusia 45 tahun tersebut punya banyak bakat.
Selain sebagai model dan aktor, Lucky juga tercatat sebagai penulis, penyanyi, produser, dan investor, sebelum hijrah menjadi politisi.
Awalnya, Lucky bergabung sebagai kader PAN dan terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019.Â
Namun, pada 2018 Lucky dipecat PAN dan posisinya di DPR digantikan oleh kader PAN lain melalui mekanisme pergantian antar waktu.
Adapun Nina adalah putri dari mantan Kapolri Da'i Bachtiar. Pasangan Nina-Lucky diusung oleh PDIP, Gerindra, dan Nasdem sewaktu pilkada pada Desember 2020 lalu.
Terlepas dari kasus Lucky di atas, secara umum fenomena para artis tertarik untuk berkiprah di bidang politik, sudah sejak lama terjadi.
Memang, jika artis dirangkul untuk jadi wakil kepala daerah, sebagian di antaranya terkesan hanya sebagai vote getter saja.
Begitu memenangkan pilkada, si wakil terpinggirkan tanpa tugas yang jelas. Kepala daerah akan bertindak one man show, mungkin agar popularitasnya tak tersaingi oleh wakilnya.
Tak hanya untuk pilkada, peluang menjadi anggota parlemen juga terbuka lebar bagi para artis, karena namanya sudah dikenal publik.
Masalahnya, artis jangan bangga dengan popularitas semata. Prestasi di bidang politik harus pula ditunjukkan dengan kemauan belajar yang tinggi.
Akan lebih baik lagi bila si artis punya ide brilian yang aplikatif dan jika diterapkan akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk bisa menerapkan ide itu tadi, maka kemampuan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, sangat diperlukan.
Apakah Lucky sekadar vote getter atau punya prestasi, barangkali masyarakat Indramayu sudah punya penilaian tersendiri.
Kasus yang mirip Lucky pernah menimpa Dicky Chandra. Aktor yang terpilih jadi Wakil Bupati Garut, Jawa Barat, (2009-2013) itu, mengundurkan diri pada 2011.
Alasan Dicky relatif sama dengan Lucky, yaitu tidak cocoknya dengan bupati. Bupati Garut ketika itu adalah Aceng Fikri.
Tapi, tak semua artis bernasib seperti Dicky dan Lucky. Rano Karno, Dede Yusuf dan Deddy Mizwar, merupakan contoh yang berhasil menjalankan tugasnya hingga tuntas periode jabatannya.
Bahkan, ada artis yang akhirnya lebih kental warna politisinya, sehingga publik sudah lupa kalau ia bekas artis. Contohnya, Nurul Arifin (Golkar) dan Rieke Diah Pitaloka (PDIP).
Maka, terkait dengan makin dekatnya Pemilu Serentak 2024, masyarakat diharapkan lebih jeli dalam menggunakan hak pilihnya.Â
Pilihlah berdasarkan prestasi dan integritas dari si calon, bukan terpukau oleh popularitasnya semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H