Hal yang paling sering dikeluhkan teman saya ini adalah menyangkut tingkah laku anak perempuan tertuanya.
Putrinya tersebut sudah bersuami dan mereka berdua masih tinggal di rumah teman saya itu. Suaminya hanya pekerja serabutan.
Rongrongan si anak yang minta uang dengan gaya memaksa penuh emosi, serta perangai menantunya yang makan, tidur, dan merokok saja, membuat teman saya pusing 17 keliling.
Masalahnya, karena sangat sering si anak berulah, sangat sering pula teman ini tidak bisa tidur.
Perlu diketahui, teman saya menjadi pengidap asam lambung yang lumayan berat. Jika kambuh, kata teman saya seperti ada rasa sesak di dada, sehingga ia juga takut kena sakit jantung.
Kemudian, ia juga relatif sering menderita sakit kepala yang sudah mengarah vertigo, bahkan pernah pingsan beberapa saat sehabis bertengkar hebat dengan anaknya.
Saya sebetulnya sering menyarankan agar si teman konsultasi ke psikiater atau ke psikolog, tapi sejauh ini belum dilakukannya.
Memang, jika ia curhat ke saya atau ke orang lain, sedikit banyak beban pikirannya bisa berkurang.Â
Namun, saya hanya bisa menjadi pendengar yang baik dan memberi saran yang bersifat umum saja, karena tak punya keahlian untuk mencari solusi yang jitu.
Tapi, saya merasa ada satu hal serius, teman saya itu tidak saja punya gangguan kesehatan fisik, tapi juga ada problem dengan kesehatan jiwanya.
Itulah sebabnya saya menyarankan si teman untuk mendatangi psikiater atau psikolog. Namun, menurut teman saya, ia sudah merasa nyaman jika ikut kelompok pengajian.