Kedua, memperkenal diri sendiri dengan menyebut nama pribadi dan nama perusahaan atau instansi tempatnya bekerja.Â
Kemudian, baru menjelaskan tujuannya, setelah si penerima pesan memberikan respon positif, dalam arti berkenan untuk melanjutkan chatting atau pembicaraan.
Jangan ujuk-ujuk hanya sekadar menyebut salam seperi "selamat siang pak", menyebut nama sendiri, lalu langsung menawarkan barang atau jasa, tanpa menunggu respon terlebih dahulu.
Soalnya, orang yang tiba-tiba mendapat pesan dari nomor tidak dikenal biasanya akan kaget, kok ada orang lain tahu nomornya?
Nah, penjelasan dari mana mereka mendapat nomor menjadi hal penting, agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Saya sendiri juga kadang-kadang membutuhkan nomor seseorang yang saya perlu hubungi. Lalu, saya cari teman yang kira-kira punya nomor tersebut.
Saat saya mengirim pesan, saya akan berterus terang, sambil mohon maaf terlebih dahulu, bahwa saya dapat nomor yang bersangkutan dari siapa.
Kemudian, baru saya menyebut identitas saya dan apa keperluan saya. Bisa juga dibalik, memperkenalkan diri dulu, baru menyebut dari mana mendapatkan nomor.
Dengan demikian, si penerima pesan tidak akan curiga bahwa saya menghubunginya bukan untuk menipu atau hal-hal negatif lainnya.
Jika ada teman yang meminta nomor orang lain yang saya sudah punya, saya biasanya minta izin dulu ke orang yang punya nomor, bolehkah saya bagikan ke orang lain?
Atau, kalau saya yakin mereka sudah saling mengenal, saya bisa langsung memberi nomor, tapi langsung mengirim pesan ke yang punya nomor bahwa nomornya sudah saya bagikan ke seseorang (dengan menyebut nama orang itu).