Sama seperti Cak Nur dan Gus Dur, Buya Syafii meninggalkan jejak berupa banyak sekali tulisan. Mudah-mudahan jejak beliau itu bisa menjadi pegangan generasi-generasi berikutnya.
Gaya hidup Buya Syafii yang perlu diteladani oleh para pemimpin adalah tentang kesederhanaan. Beliau tak begitu hirau dengan penampilan, cuek saja naik bajaj atau kendaraan umum lainnya.Â
Beliau merasa nyaman dan merdeka dengan kesederhanaan itu. Buya Syafii sangat mengagumi Bung Hatta, itulah sumber keteladanan bagi Buya Syafii tentang hidup sederhana.
Siapa lagi guru bangsa yang tersisa? Ya, memang langka, tapi mungkin nama Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri, dari NU) bisa dimasukkan sebagai guru bangsa.
Demikian pula Ketua Umum Muhammadiyah yang sekarang, Haedar Nashir, yang kata-katanya juga menyejukkan seperti Gus Mus. Mungkin frekuensi kemunculannya yang perlu diberbanyak, agar pemikirannya semakin diketahui publik.
Tentang istilah guru bangsa sendiri, sebetulnya dari mana bermula kurang begitu jelas. Yang pasti gelar tersebut disematkan oleh masyarakat, bukan atas permintaan si guru bangsa yang pasti bukan orang yang suka menggurui.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H