Sedangkan rendah hati bukan berarti kelemahan, justru menjadi kekuatan. Cukup banyak contoh orang yang sukses karena dengan sikapnya yang rendah hati, ia disenangi banyak orang dan kemudian hal ini menunjang kariernya.
Kata orang tua kita, pakailah ilmu padi yang makin berisi makin merunduk. Maksudnya, jika kita punya sesuatu yang oleh orang lain dianggap hebat, kita tidak perlu memperlihatkannya, apalagi membangga-banggakannya.
Jadi, berkaitan dengan jabatan yang kita punya, kekayaan, gelar akademis, kebangsawanan, dan sebagainya, tidak membuat kita menjaga jarak dengan orang kebanyakan.
Dalam bahasa Inggris, sikap seperti di atas disebut humble, tahu bahwa sebagai manusia kita punya keterbatasan, makanya harus saling mengharagai dengan orang lain, dan tidak merasa paling benar.
Sedangkan dalam agama Islam, rendah hati disebut dengan tawadhu. Artinya, kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lain dan menyadari bahwa semua kenikmatan bersumber dari Allah.
Di lain pihak, rendah diri adalah salah satu penghambat kemajuan dalam menjalani karier di mana pun juga, karena mentalnya lembek dan tidak punya rasa percaya diri.
Padahal, kita diminta untuk berjuang dengan gigih untuk mencari nafkah yang halal, tentu dengan tetap berdoa agar berhasil. Berikhtiarlah, baru setelah itu bertawakkal atau berserah diri kepada Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H