Yang jelas, anggaran negara banyak terkuras untuk mengendalikan pandemi Covid-19 yang melanda negara kita sejak 2 tahun lalu.
Jangan-jangan pemerintah juga merasa "jatuh tertimpa tangga", sudah dipukul pandemi, juga dipukul oleh dampak perang Rusia-Ukraina.
Kita lihat saja, bagaimana perkembangan selanjutnya. Tentu setiap orang punya cara dalam menyikapi kenaikan Pertamax dan kenaikan harga barang lain.
Seperti saya sendiri, dulu saya pengguna Premium. Sejak premium sulit didapat, beralih ke Pertalite. Kemudian sejak setahun terakhir, karena sudah ganti mobil dengan tahun yang lebih muda, saya memakai Pertamax.
Makanya, berita tentang harga Pertamax naik, juga menyita perhatian saya. Tapi, saya memutuskan tidak ikut dalam barisan panjang antrean di pom bensin pada tanggal 31 Maret malam kemarin, untuk mendapatkan harga lama Pertamax.
Bagi saya, sepanjang Pertamax masih tersedia di pom bensin langganan saya, saya tidak berpikir untuk misalnya berpindah ke Pertalite yang jauh lebih murah.
Tentu masing-masing orang punya sikap sendiri. Sekarang hampir semua orang memiliki kendaraan. Kalaupun belum punya mobil butut, membeli motor bekas bukanlah hal yang sulit bagi warga kelas bawah. Artinya, banyak orang yang merasa  ketiban beban berat.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H