Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sajadah dan Tasbih di Ruang Kerja, tapi Korupsi Tetap Ada

1 Maret 2022   05:22 Diperbarui: 1 Maret 2022   05:29 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salat|dok. solopos.com

Mereka yang salat harusnya tidak berani berbuat maksiat, tidak berani korupsi, tidak berani menghujat orang lain atas dasar sentimen bernuansa SARA, dan perbuatan negatif lainnya.

Berat memang, dan mudah-mudahan tidak ada yang pesimis dengan mengatakan "kalau begitu tidak usah salat saja, bukankah semuanya sia-sia?"

Justru salatnya yang harus diperbaiki, disempurnakan, sehingga berdampak pada bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini memerlukan aksi nyata, baik secara individu maupun berjamaah. 

Bayangkan, jika masing-masing individu sudah mampu mendirikan salat yang berkualitas dan berhasil membebaskan diri dari perbuatan negatif, betapa besar dampaknya.

Ingat dulu zaman ramai-ramai ikut penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)? Memang, banyak yang ikut penataran, tapi praktik pungli jalan terus.

Tapi, analoginya kira-kira seperti itu. Maksudnya, dalam salat kita perlu betul-betul khusyuk, menghayati maknanya dan mengamalkannya. Begitulah teorinya. Tapi, praktiknya sangat tidak mudah, termasuk bagi penulis artikel ini.


Ilustrasi salat|dok. solopos.com
Ilustrasi salat|dok. solopos.com
.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun