Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wujudkan Penyandang Disabilitas Jadi Aset Bangsa, Bukan Beban

8 Desember 2021   06:57 Diperbarui: 8 Desember 2021   07:06 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pekerja disabilitas|dok. beritajateng.net

Di kendaraan umum, tidak hanya diperlukan alokasi kursi khusus disabilitas, tapi akses ke stasiun kereta api atau halte bus, bagi disabilitas juga diperlukan.

Berikutnya, sediakanlah jalan yang landai bagi pengguna kursi roda dan jalur di trotoar bagi pejalan kaki tuna netra yang menggunakan tongkat.

Fasilitas di atas, sebagian sudah ada di sejumlah tempat. Masalahnya, ada yang sekadar pemanis, seperti guiding block yang tidak sesuai dengan kebutuhan tunanetra, yang terpasang di jalur pejalan kaki di sekitar Kebun Raya Bogor (liputan6.com, 29/3/2021).

Ada guiding block yang menabrak tembok, ada yang di tengah-tengahnya dipasang lampu taman yang dapat membahayakan tuna netra.

Seorang pekerja disabilitas|dok. beritajateng.net
Seorang pekerja disabilitas|dok. beritajateng.net

Seorang disabilitas perlu diberikan kesempatan untuk bekerja di berbagai bidang. Jangan terlalu cepat berpikiran bahwa kaum disabilitas tidak akan mampu bekerja dengan baik.

Mengacu kepada regulasi dari pemerintah, sekarang di kantor-kantor ada alokasi buat pekerja disabilitas. Rekrutmennya tetap dilakukan melalui seleksi.

Tidak hanya di instansi pemeritah, di beberapa perusahaan swasta pun, sudah mulai terlihat menerima pekerja disabilitas. Sebuah jaringan minimarket terkenal, kasirnya ada yang disabilitas dan terbukti mereka mampu bekerja sesuai standar.

Sayangnya, masih lebih banyak perusahaan yang belum mau mempekerjakan pekerja disabilitas. Ini berkaitan dengan pandangan yang keliru, bahwa orang disabilitas akan menjadi beban bagi organisasi.

Kekeliruan itu bahkan sudah dimulai lebih awal, sejak anak-anak disabilitas menempuh pendidikan di sekolah umum. Tidak hanya fasilitas bagi murid disabilitas yang jadi masalah, tapi juga pandangan yang merendahkan dari teman dan bahkan juga dari gurunya.

Di dunia olahraga, mulai terlihat peningkatan perhatian terhadap atlet disabilitas, dengan adanya ajang paralimpik, baik di level nasional maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun