Harapan tersebut tentu bukan hal yang muluk, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia.
Lagipula, sistem ekonomi syariah di negara kita semakin berkembang, tidak hanya pada bank syariah, tapi juga di sektor makanan, kosmetik, pariwisata, dan sebagainya.
Sebetulnya, lingkungan pesantren sangat mendukung para santri sebagai bibit pebisnis, terutama di bidang yang berkaitan dengan agribisnis.
Apalagi, jika sebuah pondok pesantren punya koperasi sekolah, para santri bisa praktik langsung merasakan bagaimana denyut pergerakan ekonomi, meskipun dalam skala kecil.
Maka, citra seorang santri masa kini diarahkan menjadi santri yang kreatif, inovatif, punya wawasan bisnis, serta wajib pula melek teknologi.
Tentu, semua ilmu-ilmu yang kelihatannya sangat duniawi itu tetap berlandaskan nilai-nilai Islam dan juga sikap pribadi yang berakhlak mulia.
Bahwa sistem pendidikan kita mengenal sekolah umum dan pondok pesantren, harus dipandang sebagai hal yang saling melengkapi.
Dua-duanya sama-sama penting dan harus mendapat perhatian yang seimbang dari pemerintah dan masyarakat.
Kita bersyukur, perhatian orang tua terhadap pesantren sejak beberapa tahun terakhir ini meningkat signifikan.
Banyak orang tua kelas menengah di kota besar yang sengaja mengirimkan anaknya belajar ke pondok pesantren.
Dengan demikian, pesantren tidak lagi dipersepsikan hanya menjadi pilihan bagi murid-murid yang berasal dari desa atau masyarakat kelas bawah.