Demikian banyaknya peminat umrah, telah membuat tumbuh suburnya biro jasa yang melayani perjalanan umrah.
Tidak sekadar melayani transportasi dan akomodasi, perusahaan yang mengelola perjalanan umrah juga memberikan pendamping dalam pelaksanaan ibadah.
Di Indonesia, per 10 Agustus 2021 tercatat ada sebanyak 1.475 unit Penyelenggara Perjalanan Umroh Indonesia (PPUI), seperti yang diberitakan Bisnis.com (12/8/2021).
Adapun jumlah jamaah umrah dari Indonesia pada tahun 2019 tercatat 1,2 juta orang, naik drastis ketimbang tahun 2018 yang sebanyak 900.000 orang.
Perjalanan umrah, lazimnya juga disertai berkunjung ke tempat wisata, termasuk di negara selain Arab Saudi. Ada umrah plus wisata ke Dubai atau Mesir, Jordania, Turki, dan sebagainya.
Jangan heran bila nilai bisnis travel umrah, angkanya tergolong raksasa, amat menggiurkan pebisnis.
Masih menurut Bisnis.com di atas, cuan hasil transaksi umrah yang berpotensi hilang selama kurang lebih setahun sejak Indonesia dilanda pandemi Covid-19 mencapai Rp 30 triliun.
Dapat dimengerti, kalau kita lihat sebelum pandemi dulu, kenapa promosi dari sebagian travel umrah demikian gencar untuk menggaet konsumennya.
Ada biro travel yang menggandeng penceramah terkenal, ada yang menggandeng artis, dan ada pula yang bekerja sama dengan bank atau gerai ritel dengan memberikan iming-iming hadiah umrah bagi pelanggan bank dan gerai ritel tersebut.
Sayangnya, tak semua travel umrah dapat dipercaya, ada juga yang merugikan konsumen. Tak sedikit calon jamaah yang sudah membayar, tapi tak kunjung diberangkatkan.
Coba saja iseng-iseng ketik "kasus travel umrah" di aplikasi pencari informasi, akan didapat banyak sekali berita negatif.